Pentas Wayang Kulit di Ponorogo: Gubernur Khofifah Menyemai Pesan Kebudayaan dan Kedamaian
PRABANGKARANEWS || PONOROGO – Pada peringatan Hari Jadi Ke-78 Provinsi Jawa Timur, Gubernur Khofifah Indar Parawansa merayakan kekayaan budaya dengan menyaksikan pagelaran Wayang Kulit di Alun-Alun Kabupaten Ponorogo. Acara ini, yang merupakan bagian dari serangkaian pagelaran Wayang Kulit yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jatim, menjadi ajang pelestarian budaya yang sarat makna.
Ki Rudiyanto dari Blitar membawakan lakon Wahyu Manik Moyo, sementara Cak Kirun dan Cak Marwoto memeriahkan acara dengan lawakan Limbukan. Gubernur Khofifah, di tengah adegan limbukan, berdialog santai dengan ribuan masyarakat yang hadir, menyoroti nilai moral dan etika yang terkandung dalam seni wayang.
Pentingnya pelestarian wayang sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO menjadi fokus pembicaraan Gubernur. Ia menekankan bahwa wayang bukan sekadar hiburan, melainkan membawa pesan mendalam yang mencerminkan kearifan lokal dan nasional. UNESCO menetapkan wayang sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity pada 7 November 2003, mengakui keindahan dan keberhargaan warisan budaya ini.
Gubernur Khofifah mendorong Pemerintah Provinsi Jatim untuk intensif dalam pelestarian wayang dengan menggelar pertunjukan di berbagai titik di Jawa Timur. Ia melihat wayang sebagai pintu gerbang untuk memahami lebih dalam budaya Indonesia yang kaya dan beragam. Banyak filosofi kehidupan dapat ditemukan dalam pewayangan, yang panjang dan sarat nilai filosofis, menjadikannya ikon budaya yang mendunia.
Selain menyentuh aspek budaya, Gubernur Khofifah juga mengajak masyarakat Jawa Timur untuk menjaga kedamaian dan persatuan jelang Pemilu Februari 2024. Ia menegaskan bahwa pemimpin hasil Pemilu harus menjadi kader terbaik yang mampu menjaga negara agar tetap tentram dan damai. Wejangan Gubernur Khofifah ini meresap dalam pernyataan Cak Kirun, yang menyebut bahwa perhatian terhadap wayang adalah upaya menjaga persatuan dan kesatuan berdasarkan Pancasila dan agama.
“Pentas Wayang Kulit di Ponorogo: Gubernur Khofifah Menyemai Pesan Kebudayaan dan Kedamaian” menjadi refleksi dari acara tersebut yang tidak hanya menghibur tetapi juga menyampaikan pesan-pesan penting bagi masyarakat Jawa Timur. (Nurcholis)