Nguri-Nguri: Evolusi Wayang Beber Panji Melampaui Zaman
Oleh: Dr.Agoes Hendriyanto, M.Pd (*)
WAYANG BEBER – Samuel, Faris Wibisono dan tim mengikuti kegiatan Indonesia Outdoor Festifal (Indofest) 2024 mulai tanggal 4- 7 juli 2024. Kegiatan yang merupakan Event lebaran anak Outdoor 2024 yang dilaksanakan di Convention Center Senayan Jakarta, wujud kepedulian anak muda Indonesia dalam merawat, enjaga dan mengenalkan Wayang Beber.
“Nguri-Nguri” adalah upaya dinamis untuk menjaga dan mengembangkan Wayang Beber Panji, memastikan keberlanjutannya melalui perjalanan melintasi ruang dan waktu. Inisiatif ini lebih dari sekadar revitalisasi, yang biasanya hanya fokus pada elemen wayang atau pertunjukkannya
Mengingat ekosistem budaya yang mengelilingi Wayang Beber Panji telah memudar, pendekatan konvensional tidak cukup untuk mempertahankan relevansinya di era modern ini.
Revitalisasi saja tidak cukup efektif karena sering kali hanya bertumpu pada aspek fisik wayang dan pertunjukannya, sementara ekosistem budaya yang mendukungnya telah hilang. Oleh karena itu, diperlukan dekonstruksi mendalam untuk membongkar dan memahami nilai-nilai inti dari Wayang Beber Panji, dikutip dari Faris_Wibisono Kamis (4/7/24).
Agoes Hendriyanto menjelaskan bahwa proses dekonstruksi ini akan membuka jalan untuk menemukan bentuk baru, menciptakan ekosistem budaya yang baru, dan menetapkan fungsi baru yang sesuai dengan konteks zaman sekarang.
“Jika dekonstruksi ini berhasil, kebudayaan Wayang Beber Panji tidak hanya akan bertahan tetapi juga hidup kembali dengan semangat yang diperbarui, sesuai dengan kebutuhan dan dinamika zaman modern. Ini bukan hanya tentang mempertahankan tradisi, tetapi juga menghidupkan kembali esensi budaya dalam bentuk yang relevan dan fungsional untuk generasi saat ini,” jelas Agoes Hendriyanto.
Dengan demikian, “Nguri-Nguri” menjadi lebih dari sekadar upaya pelestarian. Ini adalah perjalanan transformatif yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini dan masa depan, memastikan bahwa Wayang Beber Panji terus beradaptasi dan berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman, menjaga warisan budaya tetap hidup dan berharga bagi semua generasi.
Wayang Beber diharapkan milik Indonesia sehingga sangatlah wajar jika pecinta Wayang Beber sudah merambah ke jakarta dan sekitarnya. Mereka tergerak hatinya untuk melestarikan Wayang beber yang hanya tinggal 3 yakni Wayang Beber Tawangalun di Pacitan, Wayang Beber yang di Museum Belanda dan Wayang Beber di Wonosari, Yogyakarta.
(*) Dosen PBSI STKIP PGRI Pacitan