Tradisi Brojo Geni: Sepak Bola Api di Pondok Pesantren Tremas

PRABANGKARANEWS || BROJO GENI – Brojo Geni, sebuah tradisi unik sepak bola api, menjadi sorotan di kalangan santri Pondok Pesantren Tremas Arjosari, Pacitan, dalam rangkaian acara Mlaku Suro 1446 H. Tradisi yang populer di Pondok Tremas ini rutin dilaksanakan setiap tanggal 1 Muharram. Brojo Geni, yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada tahun 2020, termasuk dalam kategori pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta, seperti pengetahuan tradisional dan kearifan lokal. Tradisi ini tersebar di seluruh pondok pesantren Nahdlatul Ulama di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Pondok Pesantren Tremas, salah satu pondok tertua di Nusantara, didirikan oleh Kyai Abdul Manan sebelum tahun 1830. Kyai Abdul Manan memperkenalkan Brojo Geni sebagai olahraga tradisional untuk menarik minat santri dan masyarakat sekitar.

Brojo Geni bukan sekadar olahraga, tetapi juga media dakwah yang efektif dalam menyebarkan Islam, karena daya tariknya yang luar biasa. Melalui pertandingan sepak bola api ini, masyarakat menjadi lebih tertarik untuk mempelajari agama Islam, dengan keyakinan bahwa para pemain memiliki kelebihan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa.

Secara simbolis, bola api dalam Brojo Geni melambangkan pengendalian diri dari sifat jahat dan godaan setan. Dalam perspektif Islam, api sering diidentikkan dengan setan dan neraka. Oleh karena itu, tradisi ini mengajarkan pentingnya mengendalikan hawa nafsu dan selalu berbuat baik. Selain itu, Brojo Geni juga meningkatkan kerjasama tim, saling membantu, dan hormat-menghormati antar pemain.

Sebelum bermain, para pemain harus menjalani berbagai latihan rohani seperti riyadhoh, ngebleng, dzikir, dan kungkum, untuk menguatkan sisi spiritual mereka. Hal ini mengajarkan bahwa kekuatan rohani lebih penting daripada hal-hal material dan mengingatkan mereka akan kekuatan Sang Khalik.

Meskipun mampu mengendalikan bola api, para pemain diajarkan untuk tetap rendah hati dan tidak sombong, karena semua kemampuan yang dimiliki adalah berkat pertolongan Allah SWT.

Tradisi Brojo Geni juga berfungsi sebagai media introspeksi diri, mengingatkan bahwa manusia pada hakikatnya sama kecuali dalam hal keimanan dan ketakwaan. Filosofi permainan bola api yang diajarkan oleh para kiai kepada santri memiliki makna yang mendalam, seperti pentingnya puasa sebelum permainan untuk meningkatkan ketakwaan dan pengendalian nafsu, serta kerjasama yang harmonis antar pemain.