Norwegia Siap Hentikan Insentif Mobil Listrik Setelah Capai Target Pasar 2025

Norwegia Siap Hentikan Insentif Mobil Listrik Setelah Capai Target Pasar 2025
SHARE

PRABANGKARANEWS – Pemerintah Norwegia berencana menghapus secara bertahap berbagai insentif untuk kendaraan listrik (EV) setelah berhasil mencapai transformasi pasar hampir sepenuhnya. Menteri Keuangan Jens Stoltenberg menyatakan bahwa target nasional untuk menjadikan seluruh penjualan mobil penumpang baru berbasis listrik pada tahun 2025 kini telah tercapai, dengan penjualan EV mencapai 98,3% dari total pembelian mobil baru pada September.

Dalam rencana yang diajukan, pemerintah akan menurunkan ambang batas pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 500.000 kroner (sekitar 49.600 dolar AS) menjadi 300.000 kroner (29.800 dolar AS) pada 2026. Setelah itu, seluruh pembebasan PPN akan dihapus total pada 2027, sehingga pembeli harus membayar PPN penuh sebesar 25% untuk harga yang melebihi batas tersebut, dilansir  Rabu (22/10/25).

Baca Juga  Bupati Pacitan Hadiri Hari Pers Nasional yang Diselenggarakan Insan Pers Pacitan

Selama ini, pembeli mobil listrik di Norwegia menikmati beragam keuntungan, termasuk bebas bea impor, pajak jalan, pajak registrasi, serta PPN. Sebagai contoh, kendaraan seharga 500.000 kroner dapat menghemat pajak hingga 125.000 kroner (sekitar 12.400 dolar AS), menjadikannya salah satu skema insentif kendaraan listrik paling dermawan di dunia.

Namun, Asosiasi Kendaraan Listrik Norwegia menentang rencana penghentian insentif ini. Mereka berpendapat bahwa meski mobil listrik mendominasi penjualan baru, sekitar 70% kendaraan yang beroperasi di jalan raya Norwegia masih menggunakan bahan bakar fosil. Dengan demikian, transisi penuh menuju mobilitas listrik masih membutuhkan waktu yang panjang untuk menggantikan seluruh kendaraan konvensional.

Kebijakan Norwegia ini sangat kontras dengan Amerika Serikat, di mana penghapusan dini insentif pajak kendaraan listrik sebesar 7.500 dolar AS diperkirakan akan memperlambat laju adopsi EV di pasar yang belum mencapai titik kritis. Sementara itu, Jerman berencana untuk kembali memberikan subsidi kendaraan listrik berbasis pendapatan hingga €4.000 (sekitar 4.675 dolar AS) mulai tahun 2026.

Baca Juga  Habib Luthfi Pimpin Syukuran Selesainya Pemugaran Makam Keramat Syekh Junaedi Brebes