Harapan Baru Peningkatan PAD Pacitan dari Sektor Pariwisata

Harapan Baru Peningkatan PAD Pacitan dari Sektor Pariwisata
Dr. Agoes Hendriyanto, M.Pd.
SHARE

Oleh: Dr. Agoes Hendriyanto, M.Pd. (*)

(*) Peneliti Socio Cultura Indonesia

PRABANGKARANEWS, PACITAN – Harapan besar kini kembali menggema dari sektor pariwisata Pacitan. Seiring dengan dilantiknya Munirul Ichwan, S.S.TP., M.Si sebagai Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan yang baru oleh Bupati Pacitan pada Jumat (24/10/2025), semangat baru untuk membangkitkan potensi pariwisata pun mulai digelorakan.

Sepanjang tahun 2024, jumlah wisatawan yang tercatat di Pacitan mencapai 1.144.302 orang, terdiri atas 1.143.978 wisatawan domestik dan 324 wisatawan mancanegara. Angka ini memang mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 1.306.817 wisatawan. Namun, penurunan tersebut diharapkan menjadi bahan refleksi dan momentum kebangkitan sektor pariwisata Pacitan menjelang akhir tahun 2025 ini.

Dari sekian banyak destinasi yang dimiliki, Pantai Klayar masih menjadi magnet utama dengan kunjungan mencapai 215.336 wisatawan, sedangkan Museum Geopark tercatat sebagai lokasi dengan pengunjung paling sedikit. Data ini menunjukkan perlunya strategi baru dalam menata, mempromosikan, dan mengembangkan destinasi yang belum optimal.

Baca Juga  Ditlantas Polda Banten Akan Terapkan Sistem Tilang Elektronik

Munirul Ichwan sebagai nakhoda baru memiliki tantangan besar untuk membawa sektor pariwisata Pacitan lebih maju dan berdaya saing. Ia diharapkan mampu merancang kebijakan yang kreatif, progresif, dan berorientasi pasar global, khususnya dalam menarik kembali minat wisatawan mancanegara.

Dalam konteks persaingan pariwisata dunia, Pacitan harus berhadapan dengan destinasi yang semakin tertata seperti Danau Toba, Bromo, Borobudur, Pulau Komodo, Mandalika, dan Raja Ampat, serta negara tetangga seperti Vietnam yang agresif mengembangkan pariwisatanya. Untuk itu, Pemkab Pacitan perlu memastikan akses menuju destinasi wisata semakin mudah dijangkau, baik dari arah Yogyakarta, Surakarta, maupun Surabaya.

Selain peningkatan infrastruktur, diversifikasi pengelolaan wisata unggulan menjadi kunci penting. Pemerintah daerah bersama pelaku usaha wisata diharapkan bisa membangun kerja sama strategis dengan biro perjalanan domestik dan mancanegara untuk menawarkan paket wisata menarik.

Baca Juga  Program Prioritas Bidang Kebahasaan dan Kesastraan

Pacitan sebenarnya memiliki daya tarik kuat di bidang kebudayaan, dengan 10 Warisan Budaya Takbenda (WBTb) seperti Wayang Beber, Ceprotan, Kethek Ogleng, Badut Sinampurno, Brojo Geni, Tetaken, Baritan, Jangkrik Genggong, Kalakan, dan Oglor. Jika dikemas secara kreatif dan dikolaborasikan dengan event internasional, budaya ini bisa menjadi magnet kuat bagi wisatawan luar negeri.

Selain promosi dan kerja sama, yang tak kalah penting adalah penataan ulang destinasi wisata alam. Kebersihan, kenyamanan, dan keamanan harus menjadi perhatian utama agar wisatawan merasa puas dan berkeinginan untuk kembali berkunjung.

Dengan semangat baru di bawah kepemimpinan Munirul Ichwan, masyarakat Pacitan berharap sektor pariwisata kembali menggeliat dan menjadi tulang punggung peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).  Ponorogo tahun 2024 PAD dari wisata mencapai target 5 M dengan hanya mengandakan Telaga Ngebel.  Magetan dengan PAd dari sekor wisata mencapai 20,16 M tahun 2024 tembus target.

Baca Juga  Wisuda SOBAT Angkatan 2 SMPN 3 Kalipuro: Merayakan Perjalanan Orang Tua Pembelajar

Bila semua elemen bersinergi, bukan tidak mungkin Pacitan akan kembali menjadi destinasi favorit di selatan Jawa Timur dengan   sebuah mutiara yang bersinar terang di tepi Samudra Hindia. Apalagi Bulan Agustus 2025  branding baru wisata Pacitan “70-Mile Sea Paradise”. Semoga bukan hanya slogan baru namun semangat baru untuk kejar PAD dari sektor wisata untuk kesejahteraan warga masyarakat Pacitan.

Apalagi pertengahan Juli  2025 PAD dari sektor pariwisata 5,3 M baru 42 % dari target PAD sebesar 12,9 M.  Moment 3 Bulan ke depan menjadi bukti nyata bagi Kadis baru untuk membuat suatu terobosan dengan inovasi guna mencapai target PAD.  (*)