Jajanan Pasar “Klepon” Makanan Khas Pacitan Jawa Timur
Prabangkaranews.com-Meilinda mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Pacitan, generasi milenial yang sangat suka dengan jajanan pasar. Jum’at (22/02/2020).
Rasa, warna serta cita rasa yang ngangeni menjadikan jajanan pasar satu ini menjadi primadona diantara jajanan milenial lainnya. Kudapan klepon berbahan dasar tepung ketan. Bentuknya unik, berwarna hijau, bulat berbalur kelapa parut diluarnya. Memiliki rasa kenyal, disertai kejutan rasa manis dari gula merah yang meletus saat digigit. Gula merah itu terdapat di dalam isi klepon tersebut. Juga rasa gurih dari kelapa parut yang menyelimuti klepon.
“Konon, klepon ini dibuat sebagai hantaran yang dibagikan kepada tetangga sebagai ungkapan rasa syukur atas sembuhnya penyakit, terutama sakit bisul yang sudah meletus, yang artinya sudah sembuh,” jawab penjual Klepon di Pasar Arjowinangun.
Bahan sebagai berikut: 1) 500 gram tepung ketan, 2) 150 gram gula merah yang sudah disisir, 3) 1 sendok makan air kapur sirih, 4) Air hangat secukupnya, 5) Pewarna makanan hijau secukupnya, 6) Kelapa parut secukupnya
Cara membuat sebagai berikut: 1) Uleni tepung ketan dengan air hangat, air kapur sirih dan pewarna hingga menjadi adonan kalis yang bisa dipulung. Ambil sedikit adonan sebesar kelereng, pipihkan, isi dengan gula merah ditengahnya, kemudian bulatkan hingga gula merah tertutup dengan adonan. Lakukan hingga adonan habis. 2) Siapkan air dalam panci, biarkan mendidih terlebih dahulu. Setelah mendidih, masukkan adonan klepon yang sudah berisi gula merah. Rebus klepon hingga mengapung, pertanda bahwa klepon sudah matang. Jangan sampai meletus, karena nanti akan mengubah bentuk dari klepon. Jika sudah mengapung, angkat dan tiriskan. 3) Siapkan kelapa parut dalam piring. Gulingkan klepon yang sudah matang tadi hingga berbalur kelapa di seluruh permukaan. 4) Sajikan klepon dalam wadah daun pisang yang dibuat seperti mangkuk. Siap dinikmati.
Jajanan klepon diatas biasanya diberi harga seharga Rp. 500 perbungkusnya. Cara membungkusnya pun juga bermacam-macam, ada yang menggunakan plastik mika, ada juga yang menggunakan daun pisang. Dan cara makannyapun dari sananya sudah disediakan seperti tusuk gigi supaya yang memakan tidak kesulitan dan saat makan tidak kotor sampai ke tangan-tangan. (Meilinda/2/2020)