Nilai Filosofis dalam Novel Dewi Rimba Karya Nur Sutan Iskandar

Nilai Filosofis dalam Novel Dewi Rimba Karya Nur Sutan Iskandar
SHARE

Prabangkaranews.com Pacitan – Novel yang berjudul “ Dewi Rimba” karya Nur Sutan Iskandar dan M. Dahlan Idris termasuk dalam karya sastra Angkatan Balai Pustaka. Karya sastra pada angkatan ini ditandai dengan ciri-ciri, yaitu:

  1. Gaya bahasanya masih menggunakan perumpamaan yang klise, pepatah, peribahasa, tapi menggunakan bahasa percakapan sehari-hari lain dengan bahasa hikayat sastra lama.
  2. Alirannya bercorak romantik.
  3. Menggambarkan tema pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda mengenai pertentangan adat, kawin paksa maupun permaduan.
  4. Soal kebangsaan belum begitu mengemuka dan masih bersifat kedaerahan.

Cerita dalam novel “Dewi Rimba” ini bertemakan tentang percintaan antara Umar dan Sariah serta kawin paksa yang dikaitkan dengan keberadaan makhluk halus.

Baca Juga  Erick Thohir, Apresiasi Warteg Gunakan Aplikasi Digital untuk Pembayarannya

Cerita bermula ketika dua orang kekasih bernama Umar dan Sariah saling berjanji untuk saling setia dan berjanji untuk tidak menikah dengan orang lain. Namun, cinta mereka terhalang oleh restu dari keluarga masing-masing. Orang tua Umar tidak merestui mereka karena Sariah hanyalah anak alas sedang Umar berasal dari keluarga terpandang, walau demikian cinta mereka tetaplah kokoh.

Ketika Umar hendak kawin lari dengan Sariah, ternyata Sariah telah menikah dengan lelaki pilihan ayahnya yaitu Panglima Banding. Ketika Sariah dibawa keluarga ke tempat suaminya, terjadilah kecelakaan dalam perjalanannya. Kemudian Sariah ditawan oleh orang-orang bunian yang berkuasa di tempat kecelakaan.

Menurut kebiasaan orang bunian, jika orang lahir tepat pada saat gong orang bunian dibunyikan maka orang itu harus menggantikan tahta Dewi Rimba. Oleh karena itu Sariah pun menjelma menjadi orang Bunian untuk menggantikan tahta Dewi Rimba karena ia lahir tepat pada saat gong dibunyikan. Niat suci Umar dan Sariah untuk saling setia dan membina rumah tangga pada akhirnya tidak terwujud dan menyebabkan Umar menjadi gila.

Baca Juga  Konser 'Musik Menjangkau Jiwa' Festival Kebangsaan di UNS Berlangsung Meriah

Dari novel “Dewi Rimba” ini mengandung amanat yaitu:

  1. Jangan menilai orang lain dari segi pangkat maupun harta yang dimilikinya saja namun nilailah dari segi perilaku serta akhlaknya.
  2. Menghormati kebudayaan leluhur setempat sangatlah penting agar kehidupan kita nyaman serta tenteram.
  3. Menjalani takdir yang telah digariskan oleh Tuhan dengan lapang dada walaupun takdir itu membuat cita-cita maupun harapan yang telah direncanakan belum tentu terwujud.

Penulis: Dewi Evida Putri Utami

PRABANGKARANEWS MEDIA GROUP