“Kubakar Cintaku” : Emha Ainun Nadjib
Kubakar cintaku
Dalam hening nafas-Mu
Perlahan lagu menyayat
Nasibku yang penat
Kubakar cintaku
Dalam sampai sunyi-Mu
Agar lindap, agar tatap
dari hujung merapat
Rinduku terbang
Menembus bayang
Rinduku burung malam
Menangkap cahaya: rahasia bintang-bintang
Kucabik mega, kucabik suara-suara
Berapa berat Kau di sukma
Agar Hati, agar sauh di pantai
Sampai juga di getar Ini
1974
Emha Ainun Nadjib mempunyai nama lengkap Muhammad Ainun Nadjib yang akrab dipanggil dengan Cak Nun merupakan seorang seniman, budayawan, intelektual muslim, dan juga penulis asal Jombang, Jawa timur. Ia merangkum dan memadukan dinamika kesenian, agama, pendidikan politik dan sinergi ekonomi.
Emha Ainun Nadjib sangat pandai dalam menulis, terbukti ia sudah menerbitkan 30-an buku esai. Selain itu, ia juga termasuk kreatif dalam menulis puisi. Ia telah menerbitkan 16 buku puisi, salah satu Puisinya berjudul “Kubakar Cintaku”.
Puisi yang berjudul “Kubakar Cintaku” ditulis pada tahun 1974 oleh Emha Ainun Nadjib. Puisi ini termasuk dalam karya sastra periode 1980-1990-an. Karya sastra pada periode ini ditandai dengan karakteristik umum seperti:
- Puisi yang dihasilkan bercorak spiritual religius.
- Pada sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme
- Bahasa yang digunakan realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis.
- Sastrawan menggunakan konsep improvisasi.
Tema yang diangkat dalam puisi ini jika dilihat dari segi bahasa lebih cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan yang membahas mengenai rasa cinta dan kerinduan kepada Tuhan. Isi dari puisi “Kubakar Cintaku” yaitu menceritakan tentang rasa cinta seseorang, tetapi cinta yang dimaksud disini bukanlah cinta terhadap pasangan kekasih atau seseorang melainkan cinta terhadap Tuhan yang dipercayainya.
Baginya dalam keadaan sedih sekalipun harus tetap mencintai dan mengingat Tuhan sang pencipta. Karena dengan mencintai Tuhan mampu membuatnya tenang dan merasakan keteduhan dalam setiap permasalahannya.
Juga mampu memberikan manfaat yang banyak sehingga dapat merasa hidupnya lebih berarti ketika dirinya mencintai Tuhannya. Selain itu, kerinduan kepada Tuhannya pun begitu mendalam dan cintanya juga menggambarkan cinta seorang manusia yang begitu mendalam ketika dia benar-benar merasa dekat dengan Tuhan.
Amanat yang terkandung dalam puisi “Kubakar Cintaku” ini yaitu:
- Janganlah mencintai seseorang melebihi rasa cinta kepada Tuhan sang pencipta alam semesta dan kita sebagai umat manusia harus senantiasa beriman dan bertakwa kepadanya semata, karena sebaik-baiknya dan seburuk-buruknya kita tetap akan kembali kepadanya.
- Dalam keadaan sesedih apapun, kita tidak boleh menyalahkan Tuhan atas takdir yang kita terima, karena sebagai umat manusia harus tetap percaya bahwa rencana tuhan lebih indah daripada rencana kita.