Prof Andrik Purwasito; Trump Bisa Menang Atas Pertimbangan Primordial

Prof Andrik Purwasito; Trump Bisa Menang Atas Pertimbangan Primordial
SHARE

Oleh : Andrik Purwasito/Profesor Hubungan Internasional, UNS.

Pemilihan Presiden di Amerika Serikat, berbeda dengan di Indonesia, rakyat yang langsung memilih capres dan cawapres, tetapi rakyat memilih suara elektoral sebanyak 538 suara ( yang mewakili populasi yang ada di Negara Bagian). Capres dan cawapres menang dengan suara mayoritas, apabila tidak tercapai maka Dewan Perwakilan Rakyat akan memilih presiden sedangkan  Senat AS akan memilih wakil presiden. Secara historis jarang sekali terjadi draw seperti dimasa lalu.

Dua calon yang tengah bersaing, yaitu petahana, Donald Trump melawan mantan wakil presiden di masa Barrack Obama, Joe Biden, akan dilaksanakan tanggal 3 November 2020.

Pengalaman menunjukkan bahwa petahana mempunyai posisi strategis untuk mempertahankan kekuasaannya. Demikian juga Donald Trump, yang punya prinsip optimistik terhadap kepemimpinannya, karena ia merasa berhasil dengan perang dagang dan pertumbuhan ekonomi yang positif serta penyediaan lapangan kerja yang luas bagi rakyat.

Baca Juga  Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa; Siap Menjadi Ketua Tim Sukses Pemenangan Ganjar Pranowo

Meskipun demikian, sejak kemenangan Trump, para penentangnya sangat agresif untuk menunjukkan dafar keburukan Trump, seperti hutang Trump yang mencapai lebih 4 trilyun. Dalam hal ini, kebijakan kontroversial Trump sesungguhnya bisa jadi menguntungkan Joe Biden. Seperti yang dilangsir oleh Blog Fivethirtyeight.com milik Nate Silver, justru mengunggulkan Joe Biden dengan potensi kemenangan hingga 87%, sementara itu Decision Desk HQ juga mengunggulkan Biden dengan perolehan suara kemenangan di 83,5%. Meskipun, kelemahan dan keburukan Biden selama menjadi wakil presiden juga diungkit-ungkit ke publik.

Kalau kita melihat hasil polling yang dilakukan oleh Lembaga Demokrasi, 3-5 Juni 2020 yang lalu, hasilnya ternyata Trumps masih mengungguli Biden sangat tipis dengan perolehan 48% melawan 47%, sedangkan 5% belum menentukan sikap karena masih ragu-ragu.

Baca Juga  Babinsa Kahayan Hilir Melakukan Keliling Monitoring Desa Tangguh

Lalu, siapakah yang bakal menang? Kalau kita percaya polling, ternyata 4 tahun lalu Donald Trump tidak diunggulkan justru ia yang menjadi pemenang. Sehingga, kita sulit menentukan pemenangnya dilihat dari prediksi polling.

Namun dari sejarah riset yang saya lakukan tentang Pilpres di Prancis, menunjukkan bahwa dalam demokrasi rakyat menjatuhkan pilihan itu, selain pertimbangan rasional seperti tingkat kapabilitas calon, transparansi, akseptabilitas, juga didasarkan  atas pertimbangan primordial, seperti ideologi, rasial, keyakinan, emosi dan etnisitas. Dengan demikian, Trump bisa menang, karena memiliki keunggulan-keunggulan dalam pertimbangan primordial tersebut.