Pendukung Donald Trump Terkena Tusukan Pisau Saat Perkelahian di Dekat Gedung Putih

Pendukung Donald Trump Terkena Tusukan Pisau Saat Perkelahian di Dekat Gedung Putih
SHARE

PRABANGKARANEWS.COM || Polisi DC melaporkan  terdapat tiga pria dan seorang wanita, yang mengatasnakan  diri mereka sebagai pendukung Donald Trump, telah dibawa ke rumah sakit dengan luka pisau yang tidak mengancam jiwa, yang mereka terima dalam perkelahian di dekat Gedung Putih.

Tidak segera jelas apakah perkelahian itu ada kaitannya dengan unjuk rasa yang digelar di depan kediaman presiden pada malam pemilihan. “Perkelahian itu terjadi di dekat persimpangan 14th Street dan New York Avenue Northwest sekitar pukul 02:30 EST, “polisi melaporkan seprti yang direlease oleh rt.com , Rabu (04/11/2020)..

Penegak hukum kini tengah mencari tiga tersangka atas insiden tersebut. Para korban mengatakan mereka adalah anggota Proud Boys, kelompok sayap kanan pro-Trump. Polisi mengatakan para tersangka mungkin bagian dari gerakan Black Lives Matter (BLM), menurut afiliasi CBS WUSA9.

Baca Juga  Pelni Siapkan Hotel Terapung, Dukung Akomodasi MotoGP Mandalika

Situs web sayap kanan Gateway Pundit melaporkan bahwa salah satu korbannya adalah Enrique Tarrio, ketua Proud Boys. Dia mengatakan kepada outlet bahwa perutnya disayat selama pertengkaran itu. Aktivis konservatif Bevelyn Beatty juga ditikam selama pertengkaran itu, menurut situs tersebut.

Sebuah video yang konon menunjukkan perkelahian tersebut dan dampaknya segera, termasuk kedatangan patroli polisi, beredar di media sosial. Pihak yang merekam video dapat didengar di dalamnya mengklaim bahwa mereka telah ‘dilompati oleh Black Lives Matte’ dan mendiskusikan luka yang diderita anggota mereka.

AS dengan tegang menunggu penghitungan akhir suara dalam pemilihan presiden Selasa (03/11/2020), yang gagal menghasilkan kemenangan yang jelas baik untuk petahana Donald Trump atau Demokrat Joe Biden.

Baca Juga  Pakar Politik Jerry Massie, Peta Politik Amerika, Pasca Elon Musk Kuasai Twitter

Saat tekanan politik meningkat, banyak orang Amerika berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa di kota-kota besar, termasuk Washington, DC.  Ada beberapa perkelahian kecil dengan polisi semalaman di DC, tetapi sebaliknya situasinya tetap damai. Menjelang hari pemilihan, banyak pemilik toko yang menutup usahanya karena khawatir akan terjadi kerusuhan dan penjarahan