Tim Ekosistem Wayang Beber Melihat Pembuatan Kertas Daluang ke Pracimantoro, Wonogiri

PRABANGKARANEWS || WONOGIRI – Bersama dengan Mas Tri hartanto pewaris Wayang Beber Pacitan, bersama tim ekosistem Wayang beber dari BPK XI dengan anggota Nuryahman, Dwi Bambang, Aprilia, Eva, dkk melihat dari dekat bahan baku pembuatan Wayang beber yakni Kertas Daluang, di Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri Minggu (6/8/2023).
Mas Faris Wibisono, penggiat wayang beber tani, telah melakukan penanaman pohon Daluang dan praktik pembuatan sebagai bagian dari upaya edukatif kepada masyarakat di sekitarnya. Untuk keperluan produksi, Mas Faris memberikan rekomendasi kepada Mas Ahmad Mufid Sururi dari Bandung. Mas Ahmad memproduksi Kertas Daluang dalam skala yang lebih besar dengan bahan yang lebih halus.
Mas Faris juga memperlihatkan benda-benda seni yang diproduksi dari kertas daluang terutama wayang beber tani yang harganya jutaan rupiah. Sedangkan barang seperti kipas tangan menjadi ratusan ribu, dan lukisan dari bahan kertas daluang. . Harga kertas Daluang yang tinggi dipengaruhi oleh kompleksitas proses produksinya.
Proses pembuatan kertas daluang melibatkan rangkaian tahapan yang rumit dan teliti. Dimulai dengan menggunakan batang pohon saeh berusia delapan bulan hingga dua tahun, yang setelah dikuliti hingga bersih, kulitnya direndam dalam air selama beberapa jam agar mudah ditempa dengan menggunakan alat yang disebut pameupeuh atau pemukul. Dalam proses ini, batang tersebut dipukul dengan pameupeuh hingga mencapai ketebalan yang diinginkan, yang memerlukan kehati-hatian agar ketebalan kertas merata di seluruh permukaannya.
Pentingnya menjaga kebersihan dan kehati-hatian dalam seluruh proses ini tidak bisa diabaikan, mengingat risiko terkontaminasinya oleh zat asing. Proses pembuatan tidak boleh ditinggalkan selama dua hingga tiga hari, karena kualitas kertas dapat memburuk jika dibiarkan terlalu lama, dan dapat mengering atau bahkan membusuk.
Setelah tahap pemukulan selesai dan lembaran kertas terbentuk, tahap berikutnya melibatkan merendam kembali kertas dalam air dan membungkusnya dengan daun pisang untuk mengeluarkan lendir dalam beberapa saat. Setelah itu, kertas yang masih setengah jadi dijemur di atas pelepah pisang hingga benar-benar kering. Tujuannya adalah untuk memberikan tekstur yang halus dari pelepah pisang. Bagian yang lebih kasar pada kertas dapat dihaluskan dengan menggosoknya menggunakan kerang.
Seluruh tahapan yang melibatkan proses yang panjang ini bertujuan untuk menghasilkan kertas daluang dengan kualitas yang baik. Kertas ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan kertas pabrik karena teknik pembuatannya yang khas. Kendati harga kertas daluang mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan kertas pabrik, kualitas yang istimewa dan proses produksi yang melibatkan tingkat ketelitian dan keahlian khusus membuatnya memiliki nilai yang berbeda dan sangat dihargai.
Penanaman tanaman Daluang dan cara pemanfaatannya dalam rangka untuk melihat teknologi masa lalu dalam pembuatan kertas Daluang sebagai media tulis maupun lukisan saat itu. Kertas Daluang dengan proses pembuatannya yang rumit wajar harganya sangat tinggi sekali. Peluang inilah yang harus dimanfaatkan untuk membuat sebuah ekosistem wayang beber ddi Pacitan. (*)