CITUS WAWARAN: Keajaiban Pertapa Suci dan Sedekah Laut
PRABANGKARANEWS || CITUS WAWARAN, yang terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebon Agung, Pacitan, menyimpan cerita menakjubkan dari Abad ke-13 hingga ke-14 M. Pada masa itu, seluruh wilayah Kerajaan Wiranti/Kalak (Donorojo) masih banyak yang berupa lautan bebas, dan di tengah-tengahnya, seorang pertapa suci menetap di CITUS WAWARAN.
Pertapa ini mengandalkan lautan sebagai penopang hidupnya dan memiliki keyakinan akan keberadaan Ratu Laut Selatan yang dihormati oleh masyarakat Jawa bagian selatan. Selama bertapa, sang pertapa berjumpa dengan Ratu Laut Selatan dan menerima pesan bahwa pantai di lokasi tersebut dapat menjadi makmur asalkan masyarakat mematuhi beberapa persyaratan (Awer Awer).
Persyaratan tersebut melibatkan penyelenggaraan acara tahunan bernama “Sedekah Laut” dan larangan merusak alam sekitarnya yang telah memberikan rejeki dengan ridho dari Tuhan. Sang pertapa kemudian menyampaikan pesan ini kepada masyarakatnya, dan ritual Sedekah Laut menjadi wujud syukur kepada Tuhan semesta alam.
Pantai yang dikenal sebagai Wawaran oleh masyarakat setempat menjadi sumber andalan penghasil ikan di Pacitan hingga saat ini. Kalimah “Awer Awer” diartikan juga sebagai pengingat akan pentingnya selalu mengingat Tuhan dalam mencari nafkah. CITUS WAWARAN tetap menjadi tempat yang sangat sakral dan dihormati oleh masyarakat sekitarnya, menjadi saksi bisu keajaiban pertapa suci dan tradisi Sedekah Laut yang telah berlangsung sejak zaman dahulu hingga sekarang.
Pewarta : Amat Taufan
Editor: M Rafid M