Sedimentasi 200 tahun Teluk Pacitan dari Abad 19 – Abad 21

Sedimentasi 200 tahun Teluk Pacitan dari Abad 19 – Abad 21
SHARE

PRABANGKARANEWS || PACITAN – Teluk Pacitan, terlihat di  gambar halaman awal yang dulu sangat luas sehingga memungkinkan Kapal Uap Kerajaan Belanda yang membawa barang paket keluar masuk  dengan mudah masuk. Teluk Pacitan 200 tahun lalu sangat dalam sehingga bisa  menjadi salah satu pusat pelayaran terutama oleh Kerajaan Belanda untuk mengangkut hasil bumi Pacitan mulai tahun 1830.

Pacitan saat itu sebagai pusat komoditas kopi yang sangat berharga di perdagangan  dunia saat itu.  Namun  teluk Pacitan sebuah keberuntungan ataupun kerugian terjadi  fenomena sedimentasi yang signifikan. Sedimentasi ini menyebabkan penyempitan teluk hingga sekitar 2-3 kilometer dari ukuran aslinya. Bahkan, dua tanjung yang sebelumnya menjorok ke dalam teluk sekarang telah menjadi daratan hasil dari sedimentasi tersebut.

Baca Juga  Pahlawan Digital UMKM 2022, Siap Dukung UMKM Naik Kelas

Dusun Jatirogo, yang dulunya merupakan pantai pada tahun 1830, kini telah berubah menjadi daratan yang menjadi bagian dari Desa Kembang, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan. Proses sedimentasi selama 200 tahun ini diperkirakan menyebabkan kenaikan daratan sekitar 2-3 meter, mengindikasikan bahwa pada abad ke-10, Teluk Pacitan memiliki kedalaman lebih dari 2-3 meter. Hal ini mungkin mengakibatkan penduduk Pacitan pada masa itu memilih untuk tinggal di daerah dataran tinggi.

Sedimentasi adalah proses di mana endapan seperti pasir, lumpur, atau material lainnya terbawa oleh air dan mengendap di dasar perairan. Faktor-faktor seperti erosi, aliran sungai, dan aktivitas manusia dapat menjadi penyebab sedimentasi. Sedimentasi yang terjadi di Teluk Pacitan telah mengurangi luas wilayahnya dari masa lampau, yang kemungkinan mempengaruhi berbagai aktivitas yang melibatkan perairan teluk tersebut, termasuk kegiatan pelayaran.

Baca Juga  Elkan Baggott Hampir Membobol Gawang Argentina, Namun Timnas Indonesia Kalah 0-2

Kondisi sedimentasi ini menjadi tantangan dalam pengelolaan lingkungan perairan yang harus diatasi dengan bijaksana untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan lingkungan Teluk Pacitan. (M. Rafid)