Memperkenalkan Kembali Karya Seni Bersejarah: Wayang Beber
Oleh: Dr. Agoes Hendriyanto, S.P.,M.Pd (*)
Wayang Beber, sebuah karya seni tradisional Jawa yang mencatatkan kejayaan masa lalu, kembali bersinar di masa Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1362 M, atau 1283 Saka, dengan slogan “Kegunaan Sang Penyair Berdoa Kepada Dewa”, Wayang Beber memulai kembali perjalanannya di bawah pimpinan Prabu Bratana atau Raden Jaka Sesuruh. Era pemerintahan Prabu Bratana mencatatkan dirinya dalam sejarah melalui karya orisinalnya, Wayang Beber, yang diciptakan dengan kertas gulung, menciptakan sensasi baru dalam dunia seni pertunjukan.
Prabu Bratana, dengan visinya yang maju, membawa Wayang Beber ke tingkat berikutnya. Namun, keemasan Wayang Beber benar-benar menyinari masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, juga dikenal sebagai Rajasa Negara, yang memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Prabu Hayam Wuruk dikenal sebagai raja yang mengalami puncak kejayaan Majapahit, di mana seni dan sastra berkembang pesat.
Di bawah pemerintahan Prabu Brawijaya, putra dari Prabu Hayam Wuruk, Wayang Beber mengalami evolusi lebih lanjut. Karya seni yang awalnya berwarna putih dan hitam menjadi berwarna-warni yang memukau. Raden Sungging Prabangkara, putra Prabu Brawijaya, adalah seniman lukis terkenal yang memainkan peran penting dalam penyempurnaan Wayang Beber. Bersama ayahnya, Raden Sungging Prabangkara menghadirkan keindahan baru dalam Wayang Beber, menggunakan berbagai warna yang mencerminkan keanggunan ksatria, abdi dalem, dan ratu.
Namun, sejarah tidak berhenti saat kejayaan. Setelah runtuhnya Keraton Majapahit, Wayang Beber membawa warisan budaya ini ke Demak. Meskipun berpindah tempat, keindahan dan kekayaan karya ini tetap hidup, menjadi simbol kekuatan dan ketahanan budaya.
Wayang Beber adalah lebih dari sekadar pertunjukan seni. Ia adalah cerminan dari masa lalu yang menginspirasi dan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang berharga. Lewat Wayang Beber, kita tidak hanya menyaksikan sejarah, tetapi juga merasakan kekuatan spiritual dan keindahan estetika yang abadi.
Inilah pesan yang diwariskan oleh Wayang Beber kepada kita: keberanian untuk memperjuangkan warisan budaya, kebijaksanaan untuk melihat keindahan dalam keberagaman, dan keteguhan hati untuk mempertahankan identitas kita di tengah perubahan zaman.
(*) Dosen STKIP PGRI Pacitan/Pemerhati Budaya