Hal itu disampaikan Arifin atau Mas Ipin saat menggelar safari pelayanan di Desa Botoputih Kecamatan Bendungan, salah satu desa yang berada di dataran tinggi daerah itu, Rabu.
“Karena klimatologi di Desa Boto Putih ini cukup dingin, sangat cocok untuk sapi perah,” katanya.
Dia mengatakan, adanya investasi sapi perah itu diyakini bakal meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk susu perah yang dihasilkan dari daerah tersebut.
Sebab dengan penambahan volume suplai ke pasaran diyakini bakal meningkatkan daya saing salah satu komoditas unggulan itu sehingga dapat memperluas jangkauan pasar.
“Sehingga keberadaan peternakan ini diharapkan bisa memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar,” imbuhnya, dikutip dari Antaranews.com Senin (1/4/24).
Selain memperkuat branding produk unggulan daerah sehingga mempermudah diterima pasar, dampak yang diharapkan dapat dirasakan masyarakat secara langsung adalah melalui penyediaan pakan ternak oleh warga sekitar.
“Jadi nanti ketika masuk usia laktasi, tentu produksi susunya bisa banyak. Masyarakat nanti di kanan kiri mungkin bisa ikut merasakan dampak ekonominya karena bisa ikut mensuplai rumput, kemudian juga jagung yang masih muda. Tapi pesan saya jangan lakukan pembalakan hutan. Rumput atau jagung itu bisa ditanam di sela pohon tegakan. Dengan begitu hutannya bisa tetap terjaga,” ujarnya.
Meskipun sempat mandek saat Pandemi COVID-19 dan baru berjalan 2023 sejak investasi itu masuk pada 2019, Mas Ipin mengapresiasi multiplier efek adanya investasi itu.
Terlebih dengan kapasitas kisaran 200 ekor sapi, pengelolanya dinilai juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan.