PRABANGKARANEWS || TRENGGALEK – Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin optimistis pembukaan investasi sapi perah di Desa Botoputih Kecamatan Bendungan yang terletak di kaki lereng Gunung Wilis bakal meningkatkan daya saing ekonomi produk khas daerah.

Hal itu disampaikan Arifin atau Mas Ipin saat menggelar safari pelayanan di Desa Botoputih Kecamatan Bendungan, salah satu desa yang berada di dataran tinggi daerah itu, Rabu.

“Karena klimatologi di Desa Boto Putih ini cukup dingin, sangat cocok untuk sapi perah,” katanya.

Dia mengatakan, adanya investasi sapi perah itu diyakini bakal meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk susu perah yang dihasilkan dari daerah tersebut.

Sebab dengan penambahan volume suplai ke pasaran diyakini bakal meningkatkan daya saing salah satu komoditas unggulan itu sehingga dapat memperluas jangkauan pasar.

Baca Juga  Warung Bu Wati di Pantai Sadeng, Gunungkidul: Pengalaman Memilih dan Menikmati Hidangan Laut Segar

“Sehingga keberadaan peternakan ini diharapkan bisa memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar,” imbuhnya, dikutip dari Antaranews.com Senin (1/4/24).

Selain memperkuat branding produk unggulan daerah sehingga mempermudah diterima pasar, dampak yang diharapkan dapat dirasakan masyarakat secara langsung adalah melalui penyediaan pakan ternak oleh warga sekitar.

Pemberdayaan masyarakat dalam hilirisasi produk itu diharapkan dapat selaras.

“Jadi nanti ketika masuk usia laktasi, tentu produksi susunya bisa banyak. Masyarakat nanti di kanan kiri mungkin bisa ikut merasakan dampak ekonominya karena bisa ikut mensuplai rumput, kemudian juga jagung yang masih muda. Tapi pesan saya jangan lakukan pembalakan hutan. Rumput atau jagung itu bisa ditanam di sela pohon tegakan. Dengan begitu hutannya bisa tetap terjaga,” ujarnya.

Baca Juga  Penguatan Karakter Kebangsaan melalui Festival Kaki Gunung Watu Pecah 2024

Meskipun sempat mandek saat Pandemi COVID-19 dan baru berjalan 2023 sejak investasi itu masuk pada 2019, Mas Ipin mengapresiasi multiplier efek adanya investasi itu.

Terlebih dengan kapasitas kisaran 200 ekor sapi, pengelolanya dinilai juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan.

“Semua limbah sudah diatur pengolahan, jadi metana-nya tidak sampai terlepas di udara sehingga tidak memperparah krisis lingkungan dan produknya bisa jadi pupuk padat dan juga pupuk cair yang bisa digunakan lagi untuk menyuburkan tanaman pakan. Baguslah multiplier efeknya, semoga bisa membawa keberkahan bagi masyarakat di Desa Boto Putih,” katanya.