Tri Hartanto, Hadiri Pameran Wayang Beber di Museum Ullen Sentalu

PRABANGKARANEWS || Keterlibatan Tri Hartanto, pewaris Wayang Beber Karang Talun, dalam konferensi di Museum Ullen Sentalu menjadi sorotan penting dalam diskusi tentang warisan budaya di Indonesia. Sebagai seorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang seni tradisional Jawa, terutama dalam konteks Wayang Beber, kehadirannya membawa perspektif unik dan berharga bagi pembicaraan tentang heritage kultural.
Pertama kalinya dalam generasi dhalang wayang beber adalah seorang wanita. Perlu diketahui bahwa pewarisan dhalang wayang biasanya ke anak laki-laki. Noni Tia Fatmawati adalah generasi ketiga dalam dhalang wayang beber Desa Gelaran, Gunung Kidul. Wayang beber saat ini bisa dikatakan menuju kepunahan karena kalah populer dengan wayang purwo yang gerakan sangat dinamis. Wayang beber ditampilkan dalam bentuk lembaran dan panjang pendeknya cerita tergantung dari imajinasi dhalangnya. Pentas dilaksanakan di Museum Ullen Sentalu, Jalan Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (12/8/18)

Sedangkan Senin (14/8/18), Tri Hartanto datang sebagai salah satu pewaris Wayang beber Karang Talun yang dihadirkan oleh Daniesl sebagai Pimpinan Museum Ullen Sentalu. Tri sebagai pembicara seminar dengan materi pelestarian Wayang Beber Karang Talun.
Tri dalam acara seminar menjelaskan, sebagai pewaris bertanggungjawab terhadap upaya melestarikan dan mengembangkan tradisi Wayang Beber. Dengan pengalamannya yang luas, ia dapat berbagi wawasan tentang peran dan nilai seni tradisional dalam masyarakat modern. Keterlibatannya membantu mengaitkan antara masa lalu dan masa kini, menjelaskan relevansi dan keberlanjutan dari warisan budaya seperti Wayang Beber.
Selain itu, kehadiran Tri Hartanto juga memberikan kesempatan bagi para peserta seminar untuk memahami tantangan yang dihadapi oleh para pewaris seni tradisional dalam menjaga keberlangsungan budaya mereka di era globalisasi dan modernisasi. Melalui cerita dan pengalaman pribadinya, Tri Hartanto dapat memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana masyarakat dapat terlibat aktif dalam melestarikan dan menghargai warisan budaya mereka.
Dengan keterlibatan Tri Hartanto, menghadiri pameran dan seminar Wayang di Museum Ullen Sentalu menjadi lebih kaya dan bermakna. Ia tidak hanya mewakili sebuah tradisi yang kaya akan sejarah dan nilai-nilai budaya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi para peserta untuk terlibat secara lebih aktif dalam menjaga keberagaman budaya Indonesia.

Melalui kegiatan seminar, pameran dan pagelaran Wayang khususnya Wayang beber bisa memberikan makna yang berarti bagi semangat dan motivasi untuk melestarikan dan memahami warisan budaya kita.
Melalui seminar, pameran dan pertunjukan Wayang Beber, pengunjung dapat belajar tentang sejarah dan tradisi yang terkait dengan seni pertunjukan tersebut. Mereka dapat memahami latar belakang budaya, nilai-nilai, dan cerita-cerita yang menjadi bagian integral dari warisan budaya Indonesia.
Kegiatan seminar, pameran dan pertunjukan Wayang Beber memiliki potensi besar untuk memberikan makna yang berarti bagi semangat dan motivasi dalam melestarikan serta memahami warisan budaya kita. Dengan menghidupkan kembali dan mengapresiasi seni tradisional seperti Wayang Beber, kita tidak hanya menyelamatkan warisan budaya kita, tetapi juga membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam tentang identitas dan kekayaan budaya Indonesia.
Pewarta: Tri Hartanto