Resume Buku Pragmatik Teori dan Praktik Bab 15: Penulis Agoes Hendriyanto, dkk

Resume Buku Pragmatik Teori dan Praktik
Penulis.
Agoes Hendriyanto, Noviariska, Wahyu Nurpitasari
Oleh:
Ulfa Maulia Rahmawati
PRINSIP KERJA SAMA
Prinsip kerjasama pada hakikatnya prinsip yang harus ditaati pada saat melakukan kegiatan tuturan. Prinsip kerjasama yang akan dibahas yaitu Prinsip Kerjasama Grice yang bertujuan menyampaikan pesan baik berupa informasi, pendapat, saran, pertimbangan dari penutur kepada pihak pendengar atau mitra tutur. Menurut Grice prinsip kerja sama setiap penutur mematuhi 4 maksim percakapan (conversational maxim) yaitu
Maksim Kuantitas
Maksim kuantitas menghendaki setiappesreta pertuturan memberikan kontribusoi yang secukupknya yang dibutuhkan oleh lawan bicara. Maksim kuantitas juga menekankan jawaban ringkas dan nilai kebenaran. Namun, kata ringkas disini tidak mempunyai arti bahwa jumlah kata dibatasi, tetapi kata yang digunakan harus jelas berdasarkan fakta yang nyata.
- Menurut Rahardi Maksim Kuantitas haruslah mencangkup
- Informasi yang cukup
- Informasi yang relatif memadai
- Dan Seninformatif mungkin.
Apabila tuturan tidak mengandung informasi yang sungguh-sunguh maka hal ini akan
Melanggar Prinsip Kerja Sama Grice.
Sedangkan menurut Yule (2006:64) maksim kuantitas meliputi:
- Buatlah percakapan yang informatif seperti yang diminta (dengan maksud pergantian percakapan yang berlangsung)
- Jangan membuat percakapan lebih informatif dari yang diminta
- Berdasarkan berbagi pendapat yang dipaparkan maka disimpulkan bahwa maksim kuantitas hanya mengharapkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penutur. Informasi yang diharapkan tidak berlebihan dan ringkas.
Misalnya contoh yang terdapat dalam buku Pragmatik ini, pelaksanaan maksim kuantitas pada percakapan dibawah ini:
Contoh:
Basyir : “Halo Bujang. Kau ada dimana sekarang?”
Bujang : “Menuju Bandara, Basyir”
Bayir : “Kau telah selesai mengurus si nomor dua?”
Bujang : “Ya”
Kutipan yang diambil dari salah satu novel Tere Liye berjudul “Pulang” tersebut mematuhi Maksim Kuantitas, dan ini termasuk pada Prinsip Keja Sama Grice karena dalam percakapan tersebut Bujang memberikan informasi singkat yang dibutuhkann oleh Basyir serta sesuai fakta yang ada tanpa menambahkan informasi yang tidak dibutuhkan.
Maksim Kualitas
Maksim kualitas cenderung mewajibkan setiap peserta percakapan melakukan tuturan didasarkan pada bukti-bukti yang memadai. Apabila terjadi pelanggaran Prinsip Kerja Sama Grice maka harus disertai alasan-alasan yang pragmatis. Grice menekankan maksim ini harus memperlihatkan adanya fakta atau bukti, serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Menurut Yule (2006:64) maksim kuaitas sebagai berikut:
- Cobalah untuk membuat informasi yang jelas
- Jangan mengatakan sesuatu yang anda yakini salah
- Jangan mengatakan sesuatu jika anda tidak memiliki bukti yang memadai. Misalnya seseorang harus mengatakan bahwa ibu kota Indonesia ialah Jakarta, namun apabila yang terjadi sebaliknya tentu ada alasan-alasan mengapa hal itu bisa terjadi.
Jadi dapat disimpulakan bahwa maksim kuantitas mengharapkan perserta tutur menyampaikan sesutau dengan fakta. Fakta tersebut berdasarkan bukti-bukti yang nyata dan tidak diperbolehkan memberikan pernyataan yang sifatnya abstrak atau supranatural.
Maksim Relevansi
Maksim relevansi mengaharuskan setiap peserta percakapan memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan. Kontribusi relvenasi tidak selalu terletak pada makna ujarannya, tetapi memungkinkan pula pada apa yang diimplikasikan ujaran itu. Menurut Rahardi Maksim Relevansi didalamnya terdapat jalinan kerja sama yang baik antara penutur dan mitra tutur. Masing-masing memberikan kontribusinyang relevan sehingga tidak melanggar prinsip kerja sama.
Jadi Maksim Relevansi mengahrapkan peserta tutur memberikan kontribusi yang relevan dengan pembicaraan. Relevansi tersebut dapat terlihat dari apakah pembicaraan tersebut berhubungan dengan permasalahan yang sama sesuai dengan maksud penutur. Maksim Relevansi harus dipatuhi dalam sebuah tutusan agar peristiwa tutur dapat menghasilkan efek psikologis yaitu kenyamanan, ketengangan, kehangatan, persahabatan, dan kekeluargaan. Maksim ini juga sangat diperlukan agar sebuah komunikasi dapat berjalan dua arah.
Maksim Pelaksanaan
Maksim Pelaksanaan mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak berlebihan dan runtut. Dalma maksim ini penutur diharuskan menafsirkan kata-kata yang digunakan oleh lawan bicaranya secara taksa berdasarkan konteks pemakaianya.
Menurut Yule (2006:64) maksim pelaksanaan sebagai berikut:
- Hindarkan ungkapan yang tidak jelas
- Hindarkan ketakutan
- Buatkah singkat (hindarkan penjang lebar yang tidak perlu)
- Buatlah secara urut dan teratur
Jadi simpulan dari maksim pelaksanaan yaitu maksim yang mengharuskan peserta tutur berbicara secara langsung dan jelas. Maksim pelaksanaan berusaha mengajak mitra tutur melakukan kegiatan apa yang telah dituturkan oleh kedua belah pihak. Sehingga tuturan ini akan menghasilkan kerja sama.
Misalnya dalam kutipan yang diambil dari novel “Pulang” karya Tere Liye sebagai berikut:
Tetua Kampung :“Apakah kita harus membayar mereka Samad?”
Bapak Bujang : “Tidak sepeser pun Bang. Mereka memang suka berburu babi. Itu hobi orang kota. Mungkin beberapa babi akan dibawa oleh mereka, untuk dimakan. Hanya itu bayarannya”
Tuturan tersebut termasuk mematuhi prinsip kerja sama Grice. Dari tuturan Bapak Bujang memberikan informasi yang jelas mengenai bayaran untuk pemburu babi hutan.
SIMPULAN
Dalam ilmu Pragmatik terdapat prinsip kerja sama. Hal ini mengacu pada pendapat Grice. Terdapat 4 Maksim yaitu
- Maksim Kuantitas (maxim of quantity), sebagai gambaran sebuah tuturan yag diperlukan atau kata lain fokus dengan objek yang dimaksud.
- Maksim Kualitas (maxim of quality), sebagai gambaran sebuah tuturan mengharapkan kontribusi yang sungguh-sungguh.
- Maksim Relevansi (maxim of relevance), sebagai gambaran sebuah tuturan yang mengharapkan kontribusi kontribusi kerja sama yang dibutuhkan.
- Maksim Pelaksanaan (maxim pf manner), sebagai gambaran sebuah tuturan tersebut dilaksanakan secara rasional.
Daftar Pustaka
Hendriyanto. A, Noviariska, dkk. (2020). Pragmatik Teori dan Praktik. Bantul: Lintas Nalar