Gerakan Generasi Cerdas Iklim Wujudkan Literasi Bencana Sejak Dini

PRABANGKARANEWS.COM || Kurang lebih 90% bencana di Indonesia adalah wujud bencana hidrometeorologi, seperti banjir, kekeringan, tanah longsor, angin putting beliung, dan sejenisnya. Pemberitaannya hampir setiap hari di berbagai daerah, tak terhitung pula kerugian material maupun korban jiwa akibat bencana jenis ini. Inilah wujud nyata dari krisis iklim yang kita hadapi namun tak semua orang peduli dan bergerak untuk memberi perubahan.
Berangkat dari keresahan tersebut, Ikrom Mustofa @ikrommustofa, Alumni beasiswa LPDP jebolan Wageningen University & Research dan rekan-rekannya mengembangkan ide pendidikan dan literasi iklim pada anak-anak khususnya di wilayah rawan bencana. Ide tersebut ia wujudkan dalam Generasi Cerdas Iklim (GCI), dikutip dari @generasicerdasiklim Jum’at (17/12/2021).
Pemuda lulusan Meteorologi Terapan IPB ini menyadari adanya peran manusia (antropogenik) dalam bencana hidrometeorologi selain faktor alam. Karenanya sangat diperlukan penanaman karakter dan perbaikan pola pikir masyarakat dalam membangun hubungan dengan alam sebagai bentuk mitigasi yang utama guna mengurangi dampak yang ditimbulkan bencana. Kesenjangan tingkat literasi dan ketersediaan kurikulum pendidikan bencana di Indonesia menjadi tantangan sekaligus ladang bakti GCI.
Sejak tahun 2015, GCI konsisten menyelenggarakan edukasi mitigasi perubahan iklim dan kebencanaan melalui kegiatan pembelajaran, pelatihan kebencanaan, hingga pemberian beasiswa Bakti GCI sebagai usaha peningkatan kapasitas masyarakat di daerah terdampak bencana. Krisis iklim di depan mata, ancamannya pun tak main-main, Ikrom berharap aktivisme anak-anak muda terhadap perubahan iklim dan kebencanaan bisa kian menjamur di Indonesia bahkan dunia, guna menghindarkan kita dan generasi mendatang hidup dalam “masa depan layaknya neraka”. (*)