Mbah Pesan, Petani Nira Aren Pacitan: Mengambil Nira dengan Cinta dan Peduli pada Gula Aren”

Mbah Pesan, Petani Nira Aren Pacitan: Mengambil Nira dengan Cinta dan Peduli pada Gula Aren”
SHARE

PRABANGKARANEWS || Pacitan, Jawa Timur – Mbah Pesan, seorang petani nira aren berusia 60 tahun, yang tinggal di Dusun Pule, Desa Gondang, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, telah mengabdikan dirinya pada pekerjaannya selama beberapa dekade. Setiap pagi dan sore, dia memulai hari dengan perjalanan ke kebun aren pribadinya untuk mengumpulkan nira aren.

“Saya sudah berkecimpung dalam dunia ini sejak saya masih muda,” ungkap Mbah Pesan, sambil tersenyum pada Kamis (30/10/2023).

Proses pengambilan nira aren dimulai dengan menggoyangkan dan memukul tangkai bunga pohon aren yang disebut dangu. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk menghasilkan aliran nira yang bisa dikumpulkan. Proses ini berlanjut hingga dangu mengeluarkan aroma harum yang khas.

Baca Juga  Penyerahan SK Rekomendasi Partai Demokrat, Calon Kepala Daerah Bojonegoro, Kota Madiun, Situbondo dan Surabaya

Setelah aroma harum muncul, dangu siap untuk dipotong. Namun, Mbah Pesan tidak lagi menggunakan pemukul, melainkan dengan hati-hati mengiris dangu tersebut, sehingga nira aren bisa keluar secara perlahan.

Air nira yang berhasil dikumpulkan ditampung dalam jumbung, sebuah wadah bambu yang digantungkan pada dangu yang sudah dipotong.

Proses pengumpulan nira dilakukan dua kali sehari. Jumbung yang terpasang di pagi hari akan diambil pada sore hari, sementara jumbung yang terpasang di sore hari akan diambil pada pagi hari berikutnya.

Air nira aren yang berhasil dikumpulkan oleh Mbah Pesan kemudian diolah di rumahnya menjadi gula aren. Proses pembuatan gula ini melibatkan penggunaan cetakan khusus yang dikenal dengan sebutan “kecik,” yang kemudian dijual dengan harga Rp 10.000 per buah.

Baca Juga  Tidak Kurangi Makna dan Arti, Korem 071/Wijayakusuma Rayakan HUT Ke-59 Dengan Kesederhanaan

Mbah Pesan merasa bangga dengan pekerjaannya dan berharap bahwa minat terhadap gula aren akan terus berkembang. Dia berharap banyak orang di luar sana yang tertarik untuk membeli gula aren yang telah dia hasilkan dengan begitu banyak cinta dan dedikasi. (Qori Al Amin/PBSI)