Pacitan: Dilema Peran Kampus dalam Pencarian Identitas dan Misi yang Terdistorsi

Pacitan: Dilema Peran Kampus dalam Pencarian Identitas dan Misi yang Terdistorsi
SHARE

Oleh: Khoirul Ilham (*)

 Sejarah menggambarkan bahwa kampus memiliki peran sentral dlalam  mempercepat perubahan daerah, namun, di Pacitan, terdapat catatan yangg mengindikasikan adanya distraksi terhadap  kepentingan yang seharusnya diutamakan.

Pacitan, sebagai sebuah daerah yg penuh dengan  potensi dan sejarah yang kaya, seharusnya mengandalkan peran kampus sebagai  lokomotif perubahan. Namun, dalam  perjalanan waktu, tampaknya perubahan tersebut terdistraksi oleh kepentingan-kepemtingan yang  mungkin tidak sejalan dengan  visi awal perubahan.

Sejarah mencatat bagaimana kampus-kampus, yang pada awalnya menjadi katalis perubahan positif, mulai merasakan distraksi dalam  bentuk kepentingan yang lebih mengutamakan individu-individu  daripada kesejahteraan masyarakat  Pacitan. Pergeseran fokus dari misi pembangunan kepentingan-kepentingan yang  bersifat pribadi atau kelompok menghadirkan tantangan signifikan bagi kemajuan daerah.

Baca Juga  Sejarah Tercipta; Indonesia Lolos Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia, Menang 2-0 dari Timnas Filipina.

Dalam  beberapa tahun terakhir, dinamika di Pacitan mencerminkan perubahan yg tidak sepenuhnya menguntungkan. Fokus yg seharusnya diberikan pada pembangunan masyarakat terlihat tergeser oleh kepentingan2 yang tidak sejalan dengan  visi pembangunan yang substinable.

Potensi yg seharusnya diaktifkan oleh peran sentral kampus terkendala oleh kepentingan yang lebih kecil, dan akibatnya, perubahan positif yang diharapkan menjadi terhambat.

Bicara tentang  perguruan tinggi di Pacitan

Modal  kekayaan sejarah dan potensi yang dimilikinya,  terutama dalam mencetak generasi penerus.  Menempatkan kampus seharusnya sebagai  pilar utama dalam  mewujudkan perubahan dan kemajuan. Namun, seiring berjalannya waktu, sebuah narasi yang mengkhawatirkan mulai  terlihat  seolah-olah peran kampus di Pacitan terdistraksi oleh kepentingan yang tak lagi sejalan dengan  misi untuk  menciptakan kemaslahatan bersama.

  1. Sejarah mencatat kehadiran kampus sebagai pusat inovasi, pemikiran kritis, dan penggerak perubahan positif di berbagai lini.  Namun, apakah hal ini masih berlaku di Pacitan saat ini?
  2. Apakah peran kampus di Pacitan masih mampu mjd katalisator perubahan ataukah telah terhempas oleh arus kepentingan yang lebih  sempit?
  3. *Seberapa jauh kampus mampu mempertahankan identitasnya sbg aktor perubahan yg berdaya ungkit bagi kemajuan daerah?*
  4. Kemana sekarang peran kampus di Pacitan? Apakah masih mampu memimpin perubahan ataukah telah mjd saksi bisu dari distorsi yg terjadi? Apakah kampus dpt mengembalikan fokus pada misi pembangunan lokal, ataukah terjebak dlm labirin kepentingan yg melupakan esensi dari eksistensinya?
Baca Juga  Jembatan Kretek 2 di Bantul, Yogyakarta: Menyingkat Waktu dan Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

(*)  Cah Pinggir Pantai Selatan Pacitan