Arca Joko Dolog Peninggalan Sejarah Kerajaan Singhasari
PRABANGKARANEWS || Arca Joko Dolog, merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang terletak di Jalan Taman Apsari, Surabaya, dan diakui sebagai cagar budaya tingkat Provinsi Jawa Timur. Pada awalnya, Arca Joko Dolog ditemukan di Desa Kandang Gajah, Trowulan, Mojokerto. Namun, pada masa Hindia Belanda, arca ini dipindahkan ke Surabaya oleh Residen de Salls.
Terdapat juga pendapat lain yang mengklaim bahwa Arca Joko Dolog bukan berasal dari Desa Kandang Gajah, Trowulan, melainkan dari Candi Jawi di Pasuruan. Konon, arca ini hilang dari Candi Jawi karena tersambar petir.
Arca Joko Dolog merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan Singhasari, yang merupakan wujud dari Raja Kertanagara, raja terakhir Kerajaan Singosari dengan gelar lengkap paduka Sri Maharajadhiraja Kertanagara Wikrama Dharmmottunggadewa, dilansir dari istagram BPK_XI Senin (26/2/24).
Arca ini dipahat oleh seorang bernama Nada sekitar tiga tahun sebelum kematian Raja Kertanegara. Pada alas arca tersebut terdapat prasasti berbahasa Sanskerta yang disebut sebagai prasasti Wurare, yang berisi 19 bait yang mencakup lima makna sejarah pada masa itu.
Prasasti ini merujuk pada perebutan kekuasaan serta pembagian tanah Jawa menjadi Janggala dan Panjalu, yang kemudian disatukan kembali oleh Raja Wisnuwardhana.
Selain itu, prasasti tersebut juga menyebutkan tentang pembagian kerajaan Kahuripan oleh Airlangga serta penobatan Raja Kertanegara sebagai Buddha Mahaksobhya. Tahun pembuatan Arca Joko Dolog, yaitu 1211 (1289 M), juga tercantum dalam prasasti tersebut.
Bentuk dan gestur Arca Joko Dolog menunjukkan ciri-ciri Buddha Aksobhya yang menjadi karakteristik utamanya.