Ngabuburit Ala Santri, Mengaji Kitab Kuning di Pondok Pesantren Modern Al Anwar

Ngabuburit Ala Santri, Mengaji Kitab Kuning di Pondok Pesantren Modern Al Anwar
SHARE

PRABANGKARANEWS, Pacitan – Memasuki bulan suci Ramadan 1445 H, Pondok Pesantren Modern Al Anwar mewarnai kegiatan ramadhan dengan memperbanyak kegiatan mengaji dari biasanya. Baik itu ngaji Al-Qur’an maupun mengaji kitab kuning.

Sama seperti Pondok Pesantren lain, Pondok Pesantren Modern Al Anwar merupakan salah satu pesantren modern yang tetap memegang teguh metode pembelajaran tradisional, yaitu mengaji kitab kuning. Mengaji kitab kuning di Pondok Pesantren Modern Al Anwar ini sudah dimulai sejak awal berdirinya pada tahun 1980-an, dan diampu langsung oleh pendiri pondok KH. Kharirir Anwar

Pada Ramadhan tahun ini, tak hanya satu kitab saja yang dipelajari oleh para santri, melainkan tiga judul kitab yang berbeda, yang dipelajari dalam satu hari.

Baca Juga  Bupati Indartato, Dorong Roda Ekonomi Masyarakat Terus Bergerak

“Salah satu kajian kitab kuning yang menarik perhatian adalah kitab “Mukhtashor Jiddan” yang dilakukan setelah ashar. Kegiatan ngaji kitab sore ini sering disebut dengan “ngabuburit”,” jekas Anindya, salah satu santri Al Anwar  Kamis (14/3/24).

Patricia salah satu pengasuh menjelaskan, ngabuburit yang identik dengan jalan-jalan mencari takjil, seketika memiliki arti lain bagi santri Pondok Pesantren Modern Al Anwar, yaitu mengaji kitab Mukhtashar Jiddan.
Kagiatan yang diikuti seluruh santri ini, dilaksanakan di masjid Al Anwar setelah jamaah sholat ashar dengan estimasi waktu kurang lebih 60 menit.

“Kitab yang berbicara tentang nahwu atau gramatikal Bahasa Arab ini diampu langsung oleh direktur KMI Pondok Pesantren Modern Al Anwar, yang sering disapa Ustadz Ali.

Baca Juga  Menyelamatkan Warisan Budaya Pacitan Melalui Usaha "Batik Tulis Anthera"

Ustadz Ali menjelaskan “Kitab Mukhtashar Jiddan ini merupakan menu wajib yang harus dikhatamkan santri selama kegiatan bulan Ramadhan berlangsung di Pondok. Manfaatnya sangat luar biasa untuk memudahkan santri mempelajari kitab-kitab yang lain.

“Besarnya manfaat kajian kitab kuning dan pemilihan waktu kegiatan yang tepat dianggap sebagai bentuk usaha untuk memaksimalkan pencapaian ibadah di bulan yang mulia ini,” jelas Ustadz Ali.

“Pembawaan Ustadz Ali yang semangat dalam pemaknaan dan penjelasan isi kitabnya, membuat kami seperti lupa kalau sedang lapar,” jelas Dwi salah seorang santri akhir yang antusias mengikuti kegiatan ini.

Terlepas dari embel-embel ngabuburit, tentunya kegiatan ini maupun kegiatan ramadhan lain yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Modern Al Anwar dapat menjadi motivasi santri agar terbuka hatinya dan optimistisme dalam mempelajari agama Islam. Serta tak lupa tujuan utamanya adalah senantiasa mendapat keberkahan dan kemudahan dari Allah SWT.

Baca Juga  Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji: Menginspirasi Prestasi dan Wisata Melalui Haornas

Pewarta: Patria Tri Pratiwi Puspita Sari-PBSI STKIP PGRI Pacitan