Olah Limbah Ternak Kelinci Jadi Pupuk Organik Cair (POC) Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia

Olah Limbah Ternak Kelinci Jadi Pupuk Organik Cair (POC)  Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia
SHARE

PRABANGKARANEWS || PACITAN – Tingginya harga dan adanya kelangkaan membuat banyak petani tidak mampu membeli pupuk kimia sehingga dapat berakibat rendah nya hasil produksi pertanian.

Siswanto (52) Ketua RT 01, Dusun Kwaron,  Desa Tambakrejo Rabu (27/3/24),  menyampaikan bahwa  jatah pupuk kimia subsidi dari pemerintah untuk para anggota kelompok tani juga berkurang, Padahal kebutuhan pupuk semakin banyak.  Tidak dapat dipungkiri faktanya para petani sudah ketergantungan terhadap pestisida dan pupuk kimiawi.

Semakin luas area pertanian maka semakin banyak juga penggunaan bahan-bahan kimia tersebut, padahal penggunaan yang berlebihan justru akan menimbulkan masalah baru seperti tanah cenderung keras, tidak gembur, cepat asam sehingga organisme penyubur tanah mati sehingga berakibat tanah selalu membutuhkan pupuk tambahan, jelas Siswanto yang sekaligus merupakan anggota kelompok tani karya tani.

Dampak dari penggunaan pupuk dan pestisida kimia menyebabkan ekosistem sawah menjadi tidak seimbang sebab kerusakan tanah yang merupakan salah satu unsur abiotik pembentuk ekosistem sawah.

Baca Juga  Dandim 0813 Bojonegoro Letkol Arm Arif Yudo Purwanto Sambut Rombongan Alumni KAHMI

Alternatif pengurangan penggunaan bahan kimiawi daam pertanian dapat dilakukan dengan membuat pupuk organik yang jelas lebih ramah lingkungan dan terjangkau.

Salah seorang warga asli Dusun Kwaron, peternak kelinci yang kini juga menggiati bidang pertanian Habib (35) membuat alternatif pupuk dengan memanfaatkan limbah urine kelinci yang diolah menjadi Pupuk Organik Cair (POC).

Selain daripada bentuknya yang menggemaskan serta olahan dagingnya yang lezat, limbah urine dan kotoran kelinci juga memiliki banyak manfaat bagi tanaman.

Hal ini belum diketahui oleh banyak orang, bahwasannya limbah yang dihasilkan kelinci mempunyai kandungan unsur hara yang dibutuhkan untuk kesuburan tanaman yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), Potassium (K).

Menurut Badan Penelitian Ternak (Balitnak) pada tahun 2005 menjelaskan kalau kotoran dan urine kelinci memiliki kandungan unsur N, P, K yang lebih tinggi (2.72%, 1.1%, dan 0,5%) dibandingkan dengan kotoran dan urine ternak lainnya seperti kuda, kerbau, sapi, domba, babi dan ayam.

Baca Juga  Danrem dan Ketua Persit Korem 081/DSJ Dampingi Kasad dan Ketua Umum Persit Kunker di Blitar

Urine kelinci mampu memberikan asupan Nitrogen yang cukup tinggi bagi tanaman. Sebab kebiasaan kelinci yang tidak minum air membuat tingginya kadar unsur Nitrogen dalam urine kelinci.

Habib (35) menjelaskan bahwa pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) urine kelinci cukup mudah yaitu dengan menampung urine kelinci lalu disaring. Selanjutnya urine yang sudah disaring dicampuri dengan zat glukosa seperti tetes atau gula aren dan diamkan dalam keadaan tertutup selama 1-2 minggu. Setelah itu baru diberi campuran lain seperti air cucian beras, empon-empon (kunyit,kencur,dsb), atau umbi gadung.

“Urine kelinci itu mau dicampur apapun kecuali zat perusak tanaman, sangat bagus sekali untuk kesuburan tanaman. Dengan POC urine kelinci ini tanaman cabai keriting milik mas saya saja sudah hidup selama 2 tahun lebih dengan bunga yang tidak berhenti dan konsisten” imbuhnya.

Baca Juga  Konservasi Cagar Budaya Arca Dwarapala dan Candi Sumberawan di Kabupaten Malang

Tri (48) seorang warga lain memberi tanggapan terkait pemanfaatan limbah urine kelinci menjadi pupuk organik cair.  Pemanfaatan limbah kelinci yang dilakukan oleh pak Habib sangat bagus karena limbah tidak terbuang sia-sia dan memberikan manfaat lebih bagi tanaman serta ekosistem sawah.

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari urine kelinci ini dapat memberi inspirasi bagi para petani lainnya untuk ikut serta mengurangi penggunaan bahan kimia dengan memanfaatkan limbah ternak agar menciptakan keseimbangan ekosistem sawah dan ramah lingkungan.

Pewarta: Nadya Resti Dwi Adha – PGSD 4C-STKIP PGRI Pacitan