Sejarah dan Perubahan Situs Pantai Teleng dan Lapangan Auri Pacitan

PRABANGKARANEWS || PACITAN – Pada Abad ke-18 dan ke-19 M, di masa pemerintahan Belanda di Pacitan, terdapat gambar foto yang menggambarkan Citus Pantai Teleng dan Lapangan Auri Pacitan. Situs tersebut menampilkan pantai tempat kapal perahu nelayan tradisional berlabuh, yang dibuat oleh penduduk pribumi Pacitan. Perahu-perahu ini, yang terbuat dari kayu besar, memiliki ukuran kecil sekitar 2,5 meter dan mampu memuat 2-3 orang nelayan. Pada masa itu, perahu-perahu ini dibiarkan di lokasi Situs karena dianggap aman dan mudah dijangkau oleh nelayan.
Selain pantai untuk perahu nelayan, Situs tersebut juga mencakup Lapangan Auri yang digunakan sebagai lapangan udara oleh pihak penjajah Belanda. Lapangan udara ini ditandai dengan bangunan segi empat sebagai tempat pendaratan pesawat udara ringan.
Lokasi Situs tersebut juga berdekatan dengan sebuah kali beserta jembatan yang menghubungkan jalan raya menuju Pringkuku, Punung, dan kota Pacitan. Pada masa itu, jalan-jalan tersebut belum diaspal dan masih terkesan pradenan.
Setelah kurang lebih 2 abad karena sedimentasi menyebabkan teluk Pacitan luasannya semakin menyempit dan Daratan semakin bertambah luas. Menyebabkan perubahan Pantai teleng dan Lapangan Auri.
Pada Abad ke-21 M, lokasi Situs Pantai Teleng dan Lapangan Auri telah mengalami banyak perubahan. Kini, area tersebut telah dihuni oleh penduduk sekitar serta terdapat hotel dan homestay. Perkembangan ini merupakan bagian dari perjalanan sejarah dan perubahan yang dialami oleh wilayah Pacitan dari masa ke masa.
Penulis: Amat Taufan
Editor: M Rafid M