“Situs Udeng/Blangkong” Adipati Pacitan Martodiharjo (Min)

“Situs Udeng/Blangkong” Adipati Pacitan Martodiharjo (Min)
Gambar: Situs Udeng Kanjeng MIN yang masih utuh
SHARE

PRABANGKARANEWS || PACITAN – “Bismillah, Salam Literasi Sejarah , Pacitan Kota Misteri “. Situs Udeng/Blangkong” Adipati Pacitan Martodiharjo (Min ).

Kanjeng Min  memimpin rakyat Pacitan di bawah kekuasaan penjajahan Belanda. Beliau memimpin Pacitan dari tahun 1879 – 1904 M.

Adipati Min biasa dipanggil  memimpin Pacitan penuh dengan kesederhanaan; salah satunya menggunakan udeng/ blangkon kegemarannya seperti dalam citus  gambar yang tertera di judul feature ini.

Yang istimewa dari blangkon/ udeng tsb pada bagian lingkaran blangkon dapat secara otomatis mengikuti ukuran kepala si pemakai.

Selanjutnya di bagian belakang tdk ada muntulan seperti blangkon umumnya; tapi di bagian belakang hanya ada lingkaran bulat kecil sebagai perlambang ” putering jagad sak isinipun”.

Baca Juga  Tingkatkan Kemampuan Bertempur, Yonif 611/Awang Long Latihan Posko I “Tombak Sakti”

Dikarenakan termakan usia kondisi depan blangkon/ udeng ; kainnya agak rusak. Blangkon ini merupakan saksi sejarah akan perjuangan beliau dengan kesederhanaannya memimpin bumi dan rakyat pacitan.

Hingga akhir hajatnya dan di situs Makam beliau juga penuh dengan kesederhanaan dengan di pagari pagar bambu. Namun dibalik itu ada udeng Adipati Pacitan 1879-1904 M bisa dijadikan referensi  udeng khas Pacitan.

Meskipun almarhum mantan Bupati Pacitan yang dihormati oleh rakyat Pacitan pada jaman kepemimpinannya.

Situs blangkon  dalam makam  yang berada di atas bukit yg agak tinggi dan jauhnya dari pemukiman penduduk; menjadikan situasi asri; sunyi dan banyak di tumbuhi tanaman glagah wangi dan pemandangan Laut pacitan sebagai saksi sejarah panjang di masa itu.

Baca Juga  Jagongan Pro4 RRI Surakarta Bersama Fakultas Ilmu Budaya UNS "Merajut Kedamaian Pasca Pemilu 2024"

Mugio Gusti ALLAH Paring berkahipun teng Engsun; keluarga;.rakyat lan penerus ing Kanjeng Nabi Muhamad Rosullah bumi langit sak isinipun.

Pewarta: Amat Taufan