Festival Upacara Adat Jangkrik Genggong: Melestarikan Tradisi di Pacitan

Festival Upacara Adat Jangkrik Genggong: Melestarikan Tradisi di Pacitan
SHARE

PRABANGKARANEWS || Pada hari Selasa Kliwon, yang juga dikenal sebagai Anggoro Kasih, tanggal 28 Mei 2024, sebuah acara kebudayaan yang kaya akan tradisi dan makna diadakan di Kabupaten Pacitan. Festival Upacara Adat Jangkrik Genggong dimulai pukul 14.00 dan berlangsung hingga selesai, bertempat di Sanggar Seni Adat Jangkrik Genggong, kawasan TPI, Dusun Tawang, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo.

Festival ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan warisan budaya lokal yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan sejarah. Sanggar Seni Adat Jangkrik Genggong menjadi pusat kegiatan, di mana masyarakat dari berbagai kalangan berkumpul untuk menyaksikan dan mengikuti rangkaian upacara yang sakral.

Kegiatan ini diawali dengan berbagai ritual adat yang diikuti oleh para tokoh masyarakat, seniman, dan penduduk setempat. Mereka mempersembahkan doa dan sesaji sebagai tanda penghormatan kepada leluhur dan permohonan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Baca Juga  Kepala Bappenas Suharso Monoarfa Berkunjung ke Sirkuit Mandalika

Festival ini tidak hanya menampilkan ritual, tetapi juga berbagai seni pertunjukan yang mencerminkan kekayaan budaya Pacitan.  Khusunya rangkaian kirab yang diteruskan dengan tarian Jangkrik Genggong pada malam hari.  Musik tradisional, tarian khas daerah, serta permainan rakyat turut memeriahkan suasana, menunjukkan kekayaan dan keragaman budaya lokal yang tetap terjaga hingga kini.

“Mugio Gusti ALLAH Paring berkahipun teng Engsun, keluarga, rakyat, lan penerus ipun Kanjeng Nabi Muhammad Rasulullah, bumi langit sak isinipun. Semoga Tuhan memberikan berkah kepada kita semua. Amiin YRA.”

Ucapan ini menjadi penutup yang penuh harapan, mengingatkan semua yang hadir akan pentingnya menjaga dan menghormati tradisi serta mendoakan keberkahan bagi seluruh masyarakat. Festival Upacara Adat Jangkrik Genggong bukan hanya sebuah acara, melainkan sebuah perwujudan dari rasa cinta dan tanggung jawab terhadap warisan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur.

Baca Juga  Resmi Berlangsung, Kejurnas Balap Sepeda di Banyuwangi Catatkan Rekor Peserta Terbanyak