Sarasehan Budaya: Mengupas Konsep dan Implementasi Reog Santri di Ponorogo

PRABANGKARANEWS || PONOROGO – Berbagai lembaga seni dan budaya di Kabupaten Ponorogo mengadakan acara Sarasehan Budaya bertema “Reog Santri: Antara Konsep dan Implementasi” pada Minggu (26/5/2024) di Planet Warrock Resto dan Meeting Room, Jalan Ki Ageng Kutu No.9 Ponorogo, Jawa Timur.
Acara ini dihadiri oleh Lembaga Seni Budaya (LSB) Muhammadiyah Ponorogo, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Ponorogo, Dewan Kesenian Ponorogo, Pegiat Aksara Kawi Ponorogo, Lesbumi PCNU Ponorogo, Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca, serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Ponorogo.
Pembicara dalam acara ini termasuk Alip Sugianto dari Lembaga Seni Budaya (LSB) Muhammadiyah Ponorogo, Ki Jenggo Ketua Lesbumi PCNU, Wisnu Hadi Prayitno Ketua Dewan Kesenian Ponorogo, Rido Kurnianto dari MUI Ponorogo, dan Frengky Nur AP (Akshamaia). Acara ini dihadiri oleh berbagai seniman dan budayawan lintas organisasi di Ponorogo.
Alip Sugianto menjelaskan bahwa tujuan dari acara Sarasehan Budaya ini adalah untuk mempererat silaturahmi antar organisasi seniman dan budayawan di Ponorogo yang peduli terhadap kesenian Reog. Ia menyoroti pertumbuhan dan perkembangan seni Reog, termasuk varian Reog Santri, sebagai bentuk kepedulian seniman Muslim untuk menjadikan Reog sebagai media dakwah Islam di Ponorogo.
Reog Santri diharapkan menjadi milik semua kalangan masyarakat, sehingga seni ini dapat dirawat, berkembang, dan memajukan kebudayaan Ponorogo bersama-sama.
Alip juga berharap bahwa Reog Santri akan terus berkembang, terutama di kalangan pesantren, lembaga pendidikan Islam, dan lembaga seni di Ponorogo yang berfokus pada pendidikan. Dengan basis massa dan sumber daya manusia yang melimpah,
Reog Santri dapat menampung kalangan tertentu yang belum terwadahi oleh varian Reog lainnya. Melalui Sarasehan Budaya ini, diharapkan konsep Reog Santri dapat dikembangkan dengan karakteristik yang unik dibandingkan varian Reog lainnya.
Rido Kurnianto dari MUI Ponorogo menjelaskan bahwa dalam konsep “Niyogo Wirosworo”, ayat-ayat Al-Quran diintegrasikan dengan pertunjukan Reog, menjadikan Al-Quran sebagai inspirasi bagi kesenian ini. (M Zain)