SITUS JEMBANGAN SUNAN LAWU: Saksi Sejarah Islamisasi di Pacitan

SITUS JEMBANGAN SUNAN LAWU: Saksi Sejarah Islamisasi di Pacitan
SITUS JAMBANGAN-SULTAN LAWU
SHARE

PRABANGKARANEWS || Bismillah “Salam Literasi Sejarah”; “Pacitan Kota Misteri”.  Situs Jembangan Sunan Lawu berada di  Sumber Mata Air Sunan Lawu, Desa Sempu, Kecamatan Nawangan, Pacitan.

Di wilayah Pacitan, tepatnya di Desa Sempu, Kecamatan Nawangan, terdapat situs sejarah yang dikenal sebagai “Citus Jembangan Sunan Lawu”. Situs ini diperkirakan berasal dari sekitar abad ke-13 hingga ke-14 Masehi, masa di mana Brawijaya Akhir atau R. Tejo Kusumo, memeluk agama Islam dan diberi gelar “Sunan Lawu” oleh Sunan Kalijogo.

Setelah menerima gelar tersebut, Sunan Lawu turun dari Gunung Lawu menuju kaki Gunung Megalamat, tempat di mana situs ini berada. Di lokasi tersebut, abdi setianya membuatkan alat penampung air yang disebut “jembangan” atau “bejana”. Alat ini berbentuk bulat seperti ember di zaman sekarang, tetapi terbuat dari batu kapur putih yang diambil dan dipahat dari batuan di sekitar kaki Gunung Megalamat.

Baca Juga  Satgas 411 Kostrad Bantu Warga Membuat Perahu Tradisional, Untuk Melestarikan Nilai Kearifan Lokal

Keberadaan Situs Jembangan Sunan Lawu

Jembangan ini sangat berguna bagi Sunan Lawu dalam mensucikan diri saat berada di lokasi tersebut. Hingga kini, citus ini masih lestari dan dipelihara dengan baik oleh masyarakat setempat. Mereka memandang situs ini dengan sakral, sebagai bukti sejarah tak terbantahkan akan peran Sunan Lawu dalam menyebarkan agama Islam di wilayah tersebut.

Peran Sunan Lawu dalam Islamisasi

Salah satu misi utama Sunan Lawu setelah menerima ajaran Islam adalah mengislamkan puteranya, R. Panji atau R. Prawiro Yudho, yang dikenal juga sebagai Pangeran Kalak, Raja Wiranti/Kalak (Donorojo/Pacitan), yang saat itu masih menganut agama Hindu. Upaya Sunan Lawu dalam berdakwah dan mengajarkan Islam kepada puteranya ini merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah Islamisasi di wilayah Pacitan.

Baca Juga  Kisah Inspiratif, Berkat Jualan Cucur Warga Ponorogo Berhasil Cicil Hutang 3 Milyar

Nilai Sejarah dan Sakralitas

Citus Jembangan Sunan Lawu bukan hanya sekadar penampung air, tetapi juga sebagai saksi sejarah yang memuat banyak kisah tentang penyebaran agama Islam di daerah tersebut. Keberadaannya hingga sekarang menjadi simbol penting bagi masyarakat setempat, yang terus merawat dan menghormati peninggalan bersejarah ini.

Situs ini juga mencerminkan kecerdikan dan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam, seperti batu kapur putih, untuk membuat alat-alat penting dalam kehidupan sehari-hari dan upacara keagamaan.

Doa dan Harapan

Semoga keberadaan Citus Jembangan Sunan Lawu membawa berkah bagi seluruh masyarakat, keluarga, dan penerus ajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW, serta memberikan keberkahan bagi bumi dan seluruh isinya.

Baca Juga  Catat ! Teks Tulis Ucapan Hari Raya Idul Fitri 1443 H , Tersedia Bahasa Inggris Maupun Bahasa Indonesia

“Mugio Gusti ALLAH Paring berkahipun teng Engsun, keluarga, rakyat lan penerus ipun Kanjeng Nabi Muhammad Rosullah, bumi langit sak isinipun.”

Penulis: Amat tauafan

Editor: M Rafid