Bincang Dluwang: Melestarikan Kertas Tradisional Indonesia di Sumberalit
PRABANGKARANEWS || WONOGIRI – “Bincang Dluwang” adalah tajuk pertemuan hari ini, Sabtu Pon, 20 Juli 2024, di Dusun Sumberalit, Sedayu, Pracimantoro, Wonogiri. Pertemuan Faris dengan seseorang asli Ponorogo Mas Jawir penuh kebahagiaan.
Faris dikutip dari media sosialnya, Selasa (23/7/24) moment sangat gembira disebabkan sudah sembilan tahun merawat dan mempelajari kertas Indonesia (Dluwang), serta mengalami berbagai perjumpaan dan cerita dari desa-desa dan berbagai negara.
Hari ini, pertemuan terasa istimewa dengan hadirnya Mas Sawir Wirastho (@cangkirlaraskopi), seorang seniman yang menggunakan ampas kopi dan merupakan keturunan Ki Ageng Muhammad Besari dari Tegalsari, Jetis, Ponorogo, Jawa Timur.
Sebelum kertas pabrikan Eropa mendominasi Indonesia, kertas Dluwang atau Gedog merupakan primadona. Industri kertas Gedog tersebar di Madura dan Jawa, termasuk di Tegalsari, Jetis, Ponorogo. Namun, seiring berjalannya waktu, eksistensi kertas Dluwang tergeser.
Moment, kertas Dluwang kembali ditanam di Tegalsari, Jetis, Ponorogo, dengan harapan dapat tumbuh dan lestari kembali.