Penguatan Karakter Kebangsaan melalui Festival Kaki Gunung Watu Pecah 2024

Penguatan Karakter Kebangsaan melalui Festival Kaki Gunung Watu Pecah 2024
SHARE

PRABANGKARANEWS || JEMBER – Festival Kaki Gunung Watu Pecah (FKG) 2024 sukses digelar di Alun-alun Ambulu, sebuah kota kecil di Jember bagian selatan, pada Minggu, 14 Juli 2024. Gunung Watu Pecah, yang terletak di Desa Ambulu, Kecamatan Ambulu, Jember, memiliki nilai historis bagi masyarakat setempat dan menjadi inspirasi nama festival ini.

Acara yang sudah berlangsung untuk ketiga kalinya ini mengusung tema “Menyuarakan Kebhinekaan dari Ambulu untuk Indonesia.” Sanggar Seni Kartika Budaya, yang bermukim di kaki Gunung Watu Pecah, menjadi inisiator festival tersebut. Puncak acara diisi dengan kirab seni dan budaya serta kirab Gunungan Hasil Bumi, dimulai dari Kantor Desa Ambulu dan berakhir di Alun-alun Ambulu. Sepanjang perjalanan sejauh satu kilometer, masyarakat antusias menyaksikan di sepanjang jalan.

Baca Juga  Mahasiswa KKN UNS Mengadakan Sosialisasi Pilot Project Smart Village di Desa Saradan

Enys Kartika, Ketua Pelaksana sekaligus pemilik Sanggar Seni Kartika Budaya, menyatakan bahwa festival ini bertujuan untuk menggambarkan keragaman budaya Jember, yang mencerminkan miniatur Indonesia. “Berbagai seni budaya dari berbagai etnis hidup rukun dan berkembang berdampingan tanpa konflik. Kebhinekaan ini perlu disuarakan untuk memperkuat ketahanan budaya dan jati diri bangsa,” kata Enys dalam sambutannya. Ia juga menambahkan bahwa festival ini mendorong nilai-nilai luhur seperti religiusitas, gotong royong, saling menghormati, dan mencintai seni budaya, serta berkontribusi pada peningkatan ekonomi melalui UKM.

Nita Agustina, Staff Bidang Dana Indonesiana, Dirjen Kebudayaan Museum dan Cagar Budaya, Kemendikbudristek, menekankan pentingnya fasilitasi pemerintah dalam perkembangan dan pelestarian seni budaya. “Komunitas budaya atau pihak yang ingin memajukan kebudayaan dapat mengajukan permohonan, dengan syarat sabar dan lolos seleksi, mengingat banyaknya permohonan dari seluruh Indonesia,” ujarnya. Ada delapan bentuk fasilitasi dalam bidang seni budaya yang disediakan, termasuk dukungan bagi organisasi kebudayaan, pendayagunaan ruang publik, dan penciptaan karya kreatif inovatif.

Baca Juga  Bincang Dluwang: Melestarikan Kertas Tradisional Indonesia di Sumberalit

Bupati Jember, Ir. H. Hendy Siswanto, ST., IPU., ASEAN Eng., juga hadir dalam acara ini dan memberikan apresiasi. “Seniman memiliki tiga fungsi strategis: sebagai pelaku dan pengembang seni budaya, penyangga perekonomian rumah tangga, dan membantu perekonomian orang lain melalui UMKM,” kata Bupati Jember.

Festival yang berlangsung selama tiga hari ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Balai Pelestarian Kebudayaan XI, Kepala OPD terkait, anggota DPRD Kabupaten Jember, seniman, budayawan, muspika, undangan lainnya, dan masyarakat umum. Acara ditutup oleh Bupati Jember dengan penyerahan Gunungan Hasil Bumi dari masyarakat kepada Bupati dan dilanjutkan dengan pembagian gunungan kepada masyarakat.