Pacuan Kuda Kapolres Cup 2024 Pacitan: Ajang Bergengsi dengan Potensi Wisata dan Ekonomi

Pacuan Kuda Kapolres Cup 2024 Pacitan: Ajang Bergengsi dengan Potensi Wisata dan Ekonomi
SHARE

PACITAN, PRABANGKARANEWS || Minggu, 22 September 2024, Pacuan Kuda Kapolres Cup kembali digelar di arena pacuan Intan Samudra Tantya Sudhirajati, Teleng Pacitan. Acara ini mempertemukan ratusan kuda yang bersaing dalam 20 kelas perlombaan.

Menurut Kapolres Pacitan, AKBP Agung Nugroho, tujuan dari penyelenggaraan ini adalah untuk memunculkan bakat-bakat baru, baik atlet maupun kuda unggulan, serta menjadikan Pacitan sebagai lokasi pacuan kuda berstandar nasional dan internasional.

Kapolres menekankan potensi unik dari arena pacuan yang terletak di pinggiran pantai, sebuah lokasi yang jika dikelola dengan baik bisa menarik wisatawan. Hadir dalam acara tersebut, Bupati Pacitan, Kapolres, Ketua Pordasi, serta pengurus KONI, dengan dukungan dari berbagai sponsor seperti King Halim Stable, BPJS Ketenagakerjaan, dan Bank Jatim.

Baca Juga  Masa Tanggap Darurat: DPR akan Akhiri Reses untuk Fokus Penanganan Corona dan Dampaknya

Pacuan kuda Kapolres Cup 2024 memperebutkan hadiah total 57 juta rupiah. Sebanyak 115 kuda pacu dari berbagai daerah seperti Jatim, Jateng dan DIY turun gelanggang di perlombaan tersebut. Mereka akan berkompetisi di 20 kelas berbeda.

Ketua Pordasi Pacitan, Sugiharto, mengungkapkan rasa syukur atas kerja sama yang solid antara Polres Pacitan dan Pordasi. Ia juga mencatat dampak positif acara ini terhadap perekonomian lokal, terutama sektor UMKM dan penginapan yang penuh oleh pengunjung.

Sugiharto berharap event ini dapat diadakan secara rutin untuk mendukung perkembangan olahraga pacuan kuda di Pacitan serta pengelolaan arena yang lebih baik di masa mendatang.

Larisa, Kuda Balap Seharga 120 Juta, Dimakamkan di Pantai Pandan Kurung Pacitan Setelah Insiden Tragis di Arena Balap

Baca Juga  Resmi ! Biaya Haji Ditetapkan Rp 49,8 Juta, Jemaah Dibebankan Pelunasan Rp 23,5 Juta

Pemilik Larisa, kuda balap asal Kediri, merelakan kematiannya dan memutuskan untuk segera memakamkannya di Pacitan, tepatnya di tepi Pantai Pandan Kurung yang dikenal sebagai tempat keramat. Menurut tim dari Kediri, membawa Larisa kembali ke Kediri dianggap terlalu jauh, sehingga atas arahan pemilik melalui telepon, Larisa dimakamkan di Pacitan untuk menghindari penundaan lebih lanjut.

Kematian Larisa terjadi dengan cara yang dramatis. Setelah seminggu berada di Pacitan untuk beradaptasi dengan cuaca panas, Larisa tampil di balapan yang menempuh jarak 1.400 meter. Ketika mendekati garis finis, kuda tersebut yang sempat berada di posisi kedua tiba-tiba goyah dan ambruk setelah diistirahatkan. Meskipun upaya pertolongan telah dilakukan, nyawa Larisa tidak dapat diselamatkan.

Baca Juga  Budaya Sehat Jamu Indonesia, Resmi Sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Tim Kediri dengan ikhlas menerima kematian kuda balap bernilai Rp 120 juta tersebut. Mereka menyatakan bahwa medan Pacuan Kuda Pacitan cukup berat dengan tanah berpasir dan cuaca yang sangat panas, yang mungkin menjadi penyebab insiden tersebut.