Projo Pacitan: Seruan Penurunan Spanduk Salah Satu Calon untuk Keadilan Pilkada
PACITAN (PRABANGKARANEWS) – Ketua Projo Pacitan, John Vera Tampubolon, menyampaikan keprihatinannya terkait maraknya foto dan spanduk salah satu calon bupati dan wakil bupati yang bertebaran di berbagai sudut Kabupaten Pacitan. Menurutnya, kondisi ini bisa mengganggu prinsip keadilan dalam Pilkada 2024.
“Ini bisa mempengaruhi pandangan masyarakat dan mencederai asas keadilan dalam pilkada,” ujar John Vera kepada jurnalis, Rabu (2/10/2024). Ia menambahkan, demi menjaga keadilan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menutup atau menurunkan sementara foto-foto calon tertentu yang masih nampak mencolok.
John Vera menegaskan pentingnya mewujudkan pilkada yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Menurutnya, dengan banyaknya spanduk yang masih terpasang, calon-calon tertentu mendapatkan eksposur lebih besar, dan itu yang nanggung adalah dari APBD untuk rasa keadilan harus ditutup sementara sampai kontestasi Pilkada 2024 selesai. Hal ini pada akhirnya dapat menciptakan ketimpangan dalam kompetisi.
Ia mengusulkan agar spanduk dan baliho yang menampilkan foto calon stertentu yang masih terlihat di tempat strategus segera ditutup menggunakan kain putih atau diturunkan sementara hingga hari pemungutan suara selesai. Dengan demikian, kata John, suasana kontestasi pilkada akan menjadi lebih bersih dan fokus pada gagasan serta program dari masing-masing kandidat. “Ini juga langkah untuk menjaga etika kampanye agar tidak ada calon yang diuntungkan secara tidak adil,” katanya.
John Vera juga menekankan bahwa rasa keadilan harus dipegang teguh oleh semua pihak yang terlibat dalam pilkada, mulai dari masyarakat hingga penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu.
“Tanpa keadilan, akan sulit bagi Pilkada Pacitan untuk menghasilkan pemimpin yang benar-benar dipercaya oleh rakyat,” tambahnya.
John Vera berharap, dengan langkah-langkah ini, Pilkada Pacitan bisa menjadi contoh pemilihan yang adil, jujur, dan bersih dari segala bentuk manipulasi visual. “Kita semua menginginkan pemimpin yang dipilih karena kompetensi dan integritas, bukan karena wajah yang sering terlihat di sudut-sudut jalan,” pungkasnya.