Misteri Candi Brahu: Jejak Kejayaan Buddha di Trowulan

PRABANGKARANEWS || Di antara hamparan tanah bersejarah Trowulan, Mojokerto, berdiri megah Candi Brahu, sebuah saksi bisu kejayaan masa lalu yang masih menyimpan banyak misteri. Berlokasi di Dusun Muteran, Desa Kejagan, candi ini pertama kali dicatat dalam sejarah oleh Wardenaar pada tahun 1815, saat ia menjalankan tugas dari Raffles untuk mendata peninggalan arkeologi di Mojokerto. Penelitiannya kemudian tercatat dalam History of Java (1817), menjadikan Candi Brahu sebagai salah satu situs yang memiliki nilai penting dalam sejarah Nusantara, dilansir dari BPK_XI Jum’at (30/1/25).
Keberadaan Candi Brahu diyakini erat kaitannya dengan Prasasti Alasantan yang dikeluarkan oleh Raja Mpu Sindok pada tahun 939 Masehi. Dalam prasasti tersebut, disebutkan sebuah bangunan suci bernama Waharu atau Warahu, yang diduga menjadi cikal bakal penamaan Candi Brahu. Berbeda dari candi lain di Trowulan yang mayoritas bercorak Hindu, Brahu diperkirakan berlatar belakang agama Buddha. Hal ini terlihat dari gaya arsitekturnya yang memiliki sisa hiasan berbentuk stupa, menandakan fungsinya sebagai tempat pemujaan.
Dalam laporan Belanda pada Rapporten Oudheidkundigen Commissie (1907) dan Rapporten Oudheidkundigen Dienst (1915), disebutkan bahwa dahulu di sekitar Candi Brahu terdapat beberapa candi lain, seperti Candi Muteran, Candi Gedong, Candi Tengah, dan Candi Gentong. Namun, seiring waktu, hanya dua yang tersisa, yakni Candi Brahu dan Candi Gentong. Keberadaan candi-candi yang hilang ini menjadi misteri tersendiri, memunculkan pertanyaan tentang bagaimana peradaban besar di sekitarnya pernah berkembang dan kemudian lenyap.
Hingga kini, Candi Brahu tetap berdiri kokoh sebagai bagian dari warisan budaya yang menyimpan banyak kisah dari masa lalu. Bagi para peneliti dan pecinta sejarah, candi ini bukan sekadar struktur kuno dari bata merah, melainkan pintu gerbang menuju peradaban yang pernah berjaya di tanah Jawa. Dengan pesona sejarahnya, Candi Brahu terus mengundang rasa penasaran untuk menggali lebih dalam tentang peranannya dalam peradaban Majapahit dan masa sebelum itu.
Sumber: @BPK_XI