TAHUN BARU DAN LAHIRNYA WISANGGENI

TAHUN BARU DAN LAHIRNYA WISANGGENI
SHARE

Oleh: Prof. Bani Sudardi

Guru Besar Universitas Sebelas Maret

Lakon Wisanggeni lahir adalah sebuah lakon carangan yang berkembang di dalam Wayang gagrak Ngayogjokarta. Diceritakan bahwa setelah berhasil menewaskan Prabu Niwatakaca dari kerajaan Imaimantaka, Arjuna mendapat anugerah berupa seorang bidadari putri dari Batara Brahma yang bernama Batarai Dresanala. Perkawinan itu sangat megah dan dirayakan segenap batara dan batari di Kayangan Deksinageni, tempat tinggal Batara Brahma.

Pernikahan itu juga menjadi satu berita yang sangat viral karena seorang anak manusia berhasil menikah dengan seorang Batari yang cantik jelita dari kahyangan. Seluruh surat kabar dikadewatan baik yang online maupun yang cetakan memberitakan berita ini dengan besar-besaran. Bahkan, beberapa televisi dikadewatan menyiarkan secara langsung perkawinan Arjuna dengan batari  Dresanala. Atraksi kembang api yang luar biasa diadakan juga, apalagi Batara Brahma adalah dewa api sehingga soal permainan api kayangan ini adalah jagonya.

“Luar luar biasa acara ini. Belum pernah terjadi sebelumnya acara semegah dan seindah ini. Perkawinan antara batari dengan seorang anak manusia yang bernama Arjuna. Sungguh Arjuna adalah seorang yang tampan. Dia pantas menjadi lelancuring jagat. Laki-lakinya dunia dan kadewatan,” kata seorang komentator melalui DEVA TV NEWS.

Berita itu sampai ke telinga Dewa Srani. Dia adalah putra batara Guru dengan Dewi Uma sebelum Dewi Uma dikutuk menjadi Batari Durga. Dia seorang Dewa yang tampan rupanya, tetapi sayang memiliki karakter yang kurang bagus yaitu suka iri dan dengki terhadap hasil-hasil yang oleh seseorang. Mendengar berita yang memanaskan telinga itu, dia segera berlari menangis ke hadapan ibunda meminta keadilan.

“Wahai Ibu Batari Durga, putra Anda meminta keadilan karena bagimanapun juga putra Anda ini adalah putra dari ibunda dan Bapak Batara Guru,” tangisnya.

“Ole -oleh, anaku bocah Bagus. Keadilan apa, Ibu Batari ingin tahu,” tanya Batari Durga.

Baca Juga  Ukraina Melaporkan, Kemenangan Atas Rusia di Wilayah Bilohorivka, Luhansk

“Saya ini putra Batara Guru, tetapi kenapa saya tidak dinikahkan dengan Batari. Sementara itu, arjuna yang hanya anak seorang manusia sekarang dinikahkan dengan seorang Batari Dresanala. Sampai-sampai viral ke seluruh dunia kadewatan. Saya menjadi malu Ibu Batari. Karena itu aku meminta, nikahkanlah aku dengan Batari Dersanala,” tangis Dewa Srani kepada Batari Durga.

“Ole-ole Sanghyang Arcasarupa. Angger anaku bocah bagus. Tindakan seperti itu adalah tindakan yang terlarang karena merebut istri seseorang yang sudah dinikah secara sah. Jangan lakukan ya anakku, ” kata batari Durga.

” kalau itu pernikahan antar dewata maka aku boleh Terima. Tapi ini adalah pernikahan antara seorang Batari dengan anak manusia yang hina. Haruskah aku dikalahkan wahai ibu Batari. Kalau demikian, biarlah anakmu ini masuk ke dalam kawah Candradimuka biar hancur lebur karena menahan rasa malu ” kata Dewa Srani mendesak.

“Jagat Dewa Bathara. Jagate wong pramundita. Jangan begitu wahai anakku, engkaulah anak permata hatiku. Kalau demikianlah biarlah aku menghadap kanda Batara Guru untuk mendapatkan keadilan,” kata Batari Durga.

Batari Durga segera melesat menuju ke kadiwatan Junggringsalaka. Dia segera menghadap Batara Guru dan menyampaikan maksud dan tujuannya.

Batara Guru pun segera menyetujui tetapi Sebelumnya dia meminta kepada Patih Batara Narada mengenai hal ini.

“Plekencong waru doyong. Aku sama sekali tidak setuju adik guru. Ini adalah suatu perbuatan yang dzolim,” kata Batara Narada.

“Kalau demikian pergilah engkau wahai Narada, kamu sudah diangkat menjadi patih di kadewatan, tetapi tidak patuh kepada penguasa Junggrisalaka,” kata Batara Guru.

“Ulut ulut tiahak. Plekencong waru doyong. Kalau maksud Adi Guru demikian, baiklah. Kakanda mundur dari jabatan patih ini, ” kata Batara Narada sambil wuuus meninggalkan Bale Mercukanda.

Baca Juga  Presiden Prabowo Subianto Lakukan Efisiensi dan Tegas dalam Pengawasan Proyek Besar

Batara Guru segera memanggil Batara Brama.  Segera saja batara Guru menyampaikan maksud dan tujuannya untuk memanggil batara Brahma ke hadapan batara Guru.

“Anaku Batara Brama, jeneng ulun memanggilmu karena ada hal yang sangat penting. Ulun ingin mengambil Dresanala sebagai penari di Kayangan  Junggringsalaka. Karena itu, segeralah kamu minta Arjuna untuk kembali ke dunia. Setelah itu, antarlah Dresanala ke hadapan jeneng ulun,” jelas Batara Guru.

“Oh inggih Pukulun Batara Guru, sendika dhawuh.

Batara Brahma segera melesat menuju kayangan Deksinageni. Segera saja ditemui Arjuna dan Batari Dresanala yang sedang berkasih-kasihan.

“Anaku Arjuna, karena kehendak pukulan Batara Guru, kamu diminta segera kembali pulang ke dunia untuk menjalankan tugas-tugas ya yang belum selesai,” katanya Batara Brama.

“Oh injih Pukulun Batara Brama, kawula minta izin untuk kembali ke dunia. Kekasihku batari Dresanala, pun kangmas minta pamit mau kembali ke dunia,” kata Arjuna.

Dresanala tidak bisa menjawab hanya air matanya menetes sambil sesenggukan karena sangat sedihnya. Tidak mengira bahwa percintaan yang begitu indah ini ternyata hanya berlangsung hanya sekejap mata. Arjuna pun kemudian perlahan-lahan balai pertemuan sambil menyembah kaki Batara Brama.

Setelah Arjuna pergi, batara Brama berkata kepada batari Dresanala.

“Wahai putriku Batara Dresanala, atas kehendak pukulun Batara Guru kamu akan saya bawa menghadap pukulun Batara Guru. Kanjeng  pukulun hendak menjadikan engkau sebagai bidadari penari,” katanya tegas.

“Aduh pukulun kanjeng Rama. Bukanya hamba tidak mau untuk menjadi penari di Jungringsalaka. Mohon diketahui oleh pukulun bahwa saat ini di dalam kandungan hamba sudah ada benih-benih bayi calon cucu pukulun yang berasal dari Kang Mas Arjuna.,” kata Dresanala.

“Ini semua adalah perintah pimpinan Dewata, kita tidak bisa menolaknya. Mau tidak mau kamu harus saya bawa dan bayi yang ada di kandunganmu harus dikeluarkan supaya kamu menjadi suci kembali,” kata Batara Brama agak marah.

Baca Juga  Prabangkaranews.com Berduka atas Insiden Kecelakaan yang Merenggut Nyawa Kru TVOne

Batara Brahma segera melarak Batari Dresanala lalu memukul perut yang sudah berisi bayi tersebut. Batari Dresanala mengaduh kesakitan. Kepalanya berputar-putar tubuhnya terhuyung-huyung dan jatuh terkapar di bumi.

Dari jauh Batara Narada yang memang sejak awal selalu mengawasi Kayangan Deksinageni segera mengambil tindakan. Dengan daya saktinya dilindunginya Batari Dersanala dan bayinya. Ketika akhirnya bayi itu lahir, bayi itu tidak kurang suatu apapun, bahkan tampak sehat walafiat. Supaya tidak meninggalkan jejak, maka Batara Brama membawa bayi tersebut ke kawah Candradimuka dan dilemparkannya bayi tersebut ke dalamnya.

Atas kekuatan gaib Batara Narada, bayi tersebut Lalu diselamatkan dan muncullah seorang anak kecil mungil yang sudah pandai berkata-kata. Batara Narada merasa gembira bahwa bayi anak Arjuna tersebut sudah muncul dan sehat walafiat meskipun sudah dimasukkan ke dalam kawah Candradimuka.

“Hai orang tua gendut dan jelek, kamu siapa?” bayi tersebut kepada Batara Narada.

“Ulut ulut tiahak. Plekencong waru doyong. Aku ini Narada. Aku yang menyelamatkan kamu dari kawah Candradimuka,” kata Narada.

“Lalu aku siapa, “kata Wisanggeni.

“Kowe sapa? Kamu Saya beri nama Wisogeni yang artinya racun api karena kamu bisa selamat dari pembakaran di kawah Candradimuka. Namamu juga berarti sisa dari Geni, karena setelah kamu dibakar ternyata kamu masih bersisa dalam bentuk manusia seperti itu,” kata  Narada.

“Lalu aku anaknya siapa?”

“Saya belum bisa menjawabnya, tunggu saja edisi berikutnya, yang penting sekarang kamu sudah lahir dan menjadi manusia,”. Demikian WISANGENI LAHIR DI tanggal 1 Januari 2025. Selamat TAHUN BARU 2025  BERSAMBUNG

TANCAP KAYON

Tuhan Yang Mahaesa tidak pernah lengah memelihara hamba-Nya. Meskipun dianiaya , pertolongan Tuhan akan datang tepat pada waktunya.