Menyelamatkan Warisan Budaya: KAFIB UNS Bahas Pelestarian Wayang Beber Tawangalun

Menyelamatkan Warisan Budaya: KAFIB UNS Bahas Pelestarian Wayang Beber Tawangalun
Dr. Kandar, M.A.P. Ketua KAFIB UNS
SHARE

KAFIB UNS (PRABANGKARANEWS) – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-49 Universitas Sebelas Maret (UNS), Keluarga Alumni Fakultas Ilmu Budaya (KAFIB) UNS mengadakan serangkaian kegiatan bertema “Transformasi Tata Kelola UNS menuju Pendidikan dan Riset yang Unggul, Inklusif, dan Berdampak untuk Kemandirian Bangsa.”

Mc Acara Mega Rachmalia membuka acara hari pertama, Senin, 10 Maret 2025, kegiatan diawali dengan mendengarkan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan doa yang dilakukan oleh petugas.

Diskusi dimulai pukul 09.40 WIB dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan doa bersama, diikuti oleh sesi pemaparan materi. Acara ini dihadiri oleh Dekan FIB, Ketua KAFIB UNS, pengurus IKA UNS, serta perwakilan BPK X dan XI, dosen, serta sekitar 250 peserta dari kalangan mahasiswa FIB dan umum.

Ketua KAFIB UNS, Dr. Kandar, M.A.P., menyampaikan bahwa acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, mulai 10 hingga 12 Maret 2025. Ia mengapresiasi dukungan Dekan FIB, Dr. Dwi Susanto, serta Wakil Dekan III, Dr. Yusi, dalam menyukseskan acara ini.

Baca Juga  Kader PKK 171 Desa dan Kelurahan di Pacitan, Ikuti Pekan Karya Inovatif

Setelah sambutan Mc menyerahkan kepada moderator, Riza Dwi Tyas Widoyoko, S.Pd., M.Pd., untuk memandu jalannya diskusi daring melalui Zoom yang membahas dua topik utama: Pelestarian Budaya Wayang Beber oleh Dr. Agoes Hendriyanto dan Tri Hartanto sebagai pewaris Wayang Beber, serta Preservasi Arsip oleh Parno Nusantara, S.T., M.T.I. dari Restorasi Arsip ANRI

Dalam sesi pertama, Dr. Agoes Hendriyanto dan Tri Hartanto memaparkan kondisi terkini artefak Wayang Beber Tawangalun yang berusia 330 tahun berdasarkan Candra Sengkala pada Jagong 4 gulungan 1. Wayang Beber ini membutuhkan penyelamatan segera, terutama gulungan 1 hingga 3 yang sudah mengalami kerusakan. Artefak yang terbuat dari kertas Daluang ini masih disimpan dalam kotak kayu hitam berisi bulu merak untuk mencegah kerusakan akibat serangga kecil.

Baca Juga  Mendorong Desa Kembangkan Kreatifitas dan Inovasi, Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Sesi kedua menghadirkan Parno Nusantara, S.T., M.T.I., yang menjelaskan pentingnya preservasi arsip dalam menjaga dokumen bersejarah agar tetap aman dan dapat diakses dalam jangka panjang. Ia menekankan bahwa Wayang Beber Tawangalun perlu segera menjalani proses preservasi agar tetap terjaga nilai sejarah dan filosofisnya. Hal ini sekaligus jawaban dari Dwi Bambang terkait dengan urgensi segera dilakukan tindakan preservasi Wayang Beber Tawangalun.

Diskusi menjadi menarik pada saat narasumber Agoes menanyakan kepada narasumber kedua Parno terkait dengan fungsi bertahun-tahun bulu merak yang diletakan di kotak Wayang beber Tawangalun.

“Saya menunggu riset dari Mas Agoes untuk membuktikan apakah dugaan selama ini bulu merak bisa digunakan untuk pengawet artefact yang terbuat dari bahan dasar kertas daluang.  Saya tunggu hasil risetnya,” jelas Parno saat itu.

Baca Juga  5 Hal Perlu Diketahui tentang Covid-19

Diskusi juga menyoroti berbagai upaya pelestarian budaya yang telah dilakukan di Kabupaten Pacitan, seperti pertunjukan sendratari kolosal pada acara Jagong 1–23 serta kegiatan rutin di Gedompol, seperti bersih desa dan ruwatan. Salah satu topik menarik dalam diskusi ini adalah tentang Jagong 24 yang hingga kini tetap disakralkan dan tidak boleh dibuka.

Menanggapi pertanyaan dari Wakil Dekan III Dr. Yusi mengenai alasan di balik larangan tersebut, Tri Hartanto sebagai pewaris ke-13 Wayang Beber menjelaskan bahwa larangan ini merupakan tradisi turun-temurun yang tetap dijaga hingga saat ini.

Moderator menyimpulkan diskusi kali ini: kegiatan diskusi ini memberikan wawasan mendalam tentang pelestarian budaya dan pentingnya preservasi arsip, dan pelestarian Wayang Beber Tawangalun harus segera dilakukan untuk menjaga nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya,