Brojo Geni: Menjaga Nilai Luhur Lewat Olahraga Tradisional di Jantung Pesantren Tertua Nusantara

Brojo Geni: Menjaga Nilai Luhur Lewat Olahraga Tradisional di Jantung Pesantren Tertua Nusantara
SHARE

Oleh: Agoes Hendriyanto

Di tengah gempuran era modern, ketika permainan digital dan olahraga populer mendominasi ruang-ruang aktivitas anak muda, sebuah warisan budaya dari lereng pegunungan Pacitan tetap hidup: Brojo Geni. Olahraga tradisional ini bukan sekadar permainan, melainkan wadah pelestarian nilai-nilai luhur yang telah diwariskan turun-temurun, khususnya di lingkungan Pondok Pesantren Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan.

Olahraga, Tradisi, dan Makna

Menurut definisi dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, olahraga tradisional adalah aktivitas fisik atau mental yang mengandung nilai-nilai tertentu, dilakukan oleh masyarakat secara terus-menerus, dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Jika kita sandingkan Brojo Geni dengan tradisi semacam Pasola, Lompat Batu, atau Debus, terlihat jelas bahwa permainan ini memenuhi seluruh kriteria: diwariskan lintas generasi, berbasis masyarakat tradisional, dan melibatkan kekuatan serta ketangkasan fisik.

Di balik kesan permainan yang mirip sepak bola atau futsal, Brojo Geni mengandung lapisan nilai yang lebih dalam nilai luhur. Di dalamnya, terjalin semangat kebersamaan, sportivitas, penghormatan pada aturan, serta semangat juang yang tinggi.

Baca Juga  [VIDEO] Pesona Sumber Daya Alam "PANTAI SRAU" Pacitan

Jejak Sejarah dan Warisan Pondok Tremas

Pondok Pesantren Tremas bukan sekadar lembaga pendidikan keislaman. Berdiri sejak abad ke-19, Tremas merupakan salah satu pondok pesantren tertua di Indonesia dan telah melahirkan banyak ulama besar. Namun, siapa sangka di balik atmosfer keilmuan yang kuat, hidup pula sebuah olahraga tradisional yang menjadi bagian dari ekosistem budaya pesantren: Brojo Geni.

Permainan ini tidak hanya menjadi hiburan atau aktivitas fisik, melainkan sarana internalisasi nilai-nilai Islam dan karakter mulia seperti kejujuran, tanggung jawab, kerja sama, dan disiplin. Inilah mengapa Brojo Geni layak diposisikan bukan hanya sebagai warisan olahraga, tetapi juga sebagai media pendidikan karakter berbasis kearifan lokal.

Baca Juga  Panglima TNI Beserta Segenap Jajaran TNI Mengucapkan Selamat Hari Pahawan 10 November 2020

Menelusuri Nilai-Nilai Luhur dalam Brojo Geni

Nilai luhur dalam Brojo Geni mencakup banyak aspek. Dalam semangat pertandingan, tertanam nilai gotong royong dan musyawarah yang mencerminkan kearifan masyarakat masa lalu. Seperti halnya penelitian-penelitian terdahulu tentang tradisi Sintren di Cirebon atau pengagungan leluhur di masa lalu, Brojo Geni pun menyimpan nilai yang mampu menjadi sumber kontrol sosial dan moral.

Sikap menghormati lawan, menjaga aturan main, dan kejujuran dalam bertanding menjadi bekal penting bagi pembentukan karakter generasi muda. Nilai-nilai ini dapat menjadi pegangan dalam kehidupan sosial, terutama di tengah arus globalisasi yang kerap mengikis akar budaya bangsa.

Pelestarian Melalui Penelitian dan Pengenalan Kembali

Sayangnya, meski Brojo Geni telah eksis selama ratusan tahun, belum banyak yang menelitinya secara ilmiah. Oleh karena itu, upaya untuk menggali dan mengangkat kembali olahraga ini, seperti melalui penelitian berjudul “Nilai Luhur Dalam Olahraga Tradisional Brojo Geni di Pondok Pesantren Tremas”, menjadi langkah awal yang sangat penting.

Baca Juga  Kethek Ogleng Tari Asli Masyarakat Pacitan Jawa Timur

Melalui pendekatan ini, diharapkan Brojo Geni dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas dan menjadi media edukasi kebudayaan yang membumi. Pelestarian budaya tidak hanya melalui museum atau festival, tetapi bisa melalui aktivitas sederhana yang hidup di tengah masyarakat seperti olahraga.

Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Permainan

Brojo Geni adalah bukti nyata bahwa warisan budaya bukan hanya soal tari atau musik, tetapi bisa juga hadir dalam bentuk permainan fisik yang sarat makna. Ia bukan sekadar “olahraga”, tetapi juga “tradisi”, tempat nilai-nilai luhur bangsa bersemayam. Dalam menjaga Brojo Geni, kita sedang menjaga jati diri bangsa. Sudah saatnya Brojo Geni tidak hanya hidup di halaman pesantren, tetapi juga mendapat tempat di panggung budaya nasional.