Situs Kubah Tanah Masjid Syekh Berubuh: Jejak Peradaban Islam Abad ke-15 dari Tanah Liat Pacitan

Situs Kubah Tanah Masjid Syekh Berubuh: Jejak Peradaban Islam Abad ke-15 dari Tanah Liat Pacitan
Kubah dari Tanah Masjid Syeh Berubuh
SHARE

PRABANGKARANEWS, Pacitan, Jawa Timur — Di balik ketenangan Desa Semanten, Kecamatan Pacitan, tersembunyi sebuah situs sejarah Islam yang sarat makna spiritual dan filosofis: Masjid Syekh Berubuh/Berbāh. Diperkirakan dibangun pada abad ke-15 hingga 16 Masehi, masjid ini menyimpan kisah luar biasa tentang kedatangan seorang ulama besar dari Pasai (Aceh) yang kapalnya karam di lautan Pacitan akibat ombak besar.

Dalam semangat menunaikan ibadah Jumat meskipun belum ada masjid di sekitar, sang ulama memerintahkan awak kapalnya untuk mendirikan sebuah masjid. Yang unik, kubah masjid ini dibuat dari tanah liat lokal yang dibentuk menyerupai lempung. Arsitekturnya mencerminkan teknologi rancang bangun tingkat tinggi pada masanya. Kubah berbentuk bundar dengan menara yang menjulang tegak, di atasnya terdapat bulatan  semuanya sarat makna filosofi.

Baca Juga  Jerry Massie, Arah Koalisi Golkar Masih Dinamis Penuh Kejutan

Makna terdalam dari kubah tanah ini adalah pengingat bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Sementara bentuk bundar kubah menggambarkan siklus kehidupan yang terus berputar, dan menara tegak menjadi lambang poros ilahi: Gusti Allah SWT sebagai pusat semesta.

Namun, di tengah arus modernisasi abad ke-21, situs ini terancam oleh pembangunan masjid bergaya modern yang bisa menghapus jejak filosofi spiritual dan sejarah tinggi dari masa lalu. Masyarakat dan pecinta sejarah diajak untuk kembali menghargai warisan ini sebagai cermin peradaban Islam Nusantara yang agung.

“Mugio Gusti Allah SWT paring berkahipun teng Engsun, keluarga, rakyat lan Penerus ipun Kanjeng Nabi Muhammad Rosulullah,” demikian harapan dari para penjaga sejarah lokal.

Baca Juga  Mario Aji Start Ketiga, Bupati Magetan Minta Dukungan Masyarakat Magetan