Sengsara Membawa Nikmat Karya Sastra Balai Pustaka
Novel yang berjudul “Sengsara Membawa Nikmat “ karya Sutan Sati termasuk dalam karya sastra periode Balai Pustaka. Karya sastra ini memiliki karakteristik antara lain dengan ciri-ciri, yaitu :
- Menggunakan bahasa Melayu dengan bahasa kuno.
- Dipengaruhi kehidupan tradisi sastra lokal.
- Mengangkat persoalan tentang keirian dan rasa kedengkian.
- Mengangkat tentang kesabaran yang begiru luar biasa.
- Menganut paham romantisme.
Cerita novel yang berjudul ‘ Sengsara Membawa Nikmat “ ini bertemakan tentang adanya keirian Kacak terhadap Midun yang selalu beruntung dan Midun selalu sabar dalam menghadapi perbuatan Kacak yang selalu ingin menjatuhkannya.
Munculnya rasa iri dan dengki Kacak terhadap Midun karena Midun selalu beruntung dan dianggap baik di mata masyarakat. Midun selalu membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan, sehingga Kacak semakin lebih iri dan dengki terhadap Midun.
Dengan berbagai macam cara Kacak untuk menjatuhkan Midun dengan memfitnah, dan ingin membunuh Midun juga, akan tetapi Midun tidak pernah membalas kejahatan yang diperbuat Kacak. Sampai akhinya pun Midun menerima hukuman akibat fitnah yang dibuat oleh Kacak akhirnya Midun dihukum.
Dengan hukuman yang diberikan olehnya Midun menjalaninya dengan rasa yang begitu sabar dengan cobaan yang ia dapatkan. Dalam menjalani hukumannya tidak disangka Midun menemukan titik kebahagiaan dengan adanya sebuah kalung yang jatuh di bawah pohon lalu ia kembalikan kepada pemiliknya saat itu.
Midun bertemu dengan salah satu gadis yang bernama Halimah Halimah meminta bantuan kepada Midun untuk membawanya kabur ke Bogor untuk menemui ayah kandungnya dari rumah karena ia merasa sengsara. Midun pun bersedia membawa kabur Halimah di perjalanan ada benih-benih rasa mulai tumbuh antara Midun dan Halimah akhirnya Midun memperistri Halimah.
Dari novel “ Sengsara Membawa Nikmat “ ini mengandung beberapa amanat, yaitu :
- Bersabarlah dalam menghadapi segala cobaan-cobaan apapun, dalam kesabaran pasti akan mendapatkan suatu hasil yang lebih baik.
- Jangan pernah merasa iri dan dengki yang dimiliki oleh seseorang.
- Jangan mengangkat diri menjadi paling hebat.
- Bersikaplah baik kepada siapapun, tolong menolong lah dengan siapapun.
- Jangan pernah menjatuhkan antar sesama.
- Jangan memfitnah antar sesama karena fitnah lebih kejam daripada membunuh.
Penulis: Suci Fitrianingsih
Publisher: Prabangkaranews Media Group