Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Novel Fiksi Karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Novel Fiksi Karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah
SHARE

Prabangkaranews.com – Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah sebuah novel fiksi karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan nama Hamka. Novel ini termasuk ke dalam angkatan Balai Pustaka,  karena mempunyai ciri-ciri, seperti:

  • Penggunaan Bahasa Melayu yang masih sangat kental.
  • Bercorak romantis.
  • Permasalahan adat,  terutama masalah adat kawin paksa, pemaduan,  dan sebagainya.
  • Latar cerita pada umumnya latar daerah,  pedesaan, dan kehidupan daerah.
  • Cita-cita kebangsaan  dipermasalahkan, masalah masih bersifat kedaerahan.

Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini mempunyai tema percintaan. Namun dalam novel ini Hamka juga menyajikan tentang keunikan budaya Minangkabau yang harus menikah dengan sesama suku, materi yang masih menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih maupun menerima pinangan seseorang.

Novel ini menceritakan tentang kemalangan seorang pemuda bernama Zainuddin. Mulai dari meninggalnya orang tua Zainuddin,  hingga tak diterima keluarga dari sang ayah karena Zainuddin bukan keturunan Minang asli, kemudian merantaulah ia bersama temannya yang bernama Muluk.

Baca Juga  Merajut Kebersamaan Melalui Tradisi Makan Bersama di Atas Daun Pisang

Hingga suatu hari ia bertemu dengan gadis cantik bernama Hayati yang membuatnya jatuh cinta dan Hayati pun membalas cintanya. Namun kisah Zainuddin tak berhenti di sana. Ia ditinggal kawin oleh hayati dengan seorang pemuda kaya raya bernama Aziz karena paksaan orang tuanya. Hingga pada Zainuddin yang kehilangan Hayati untuk selama-lamanya.

Dikarenakan kapal yang ditumpangi hayati untuk kembali ke rumah orang tuanya mengalami kecelakaan dan berakhir dengan Zainuddin yang sakit-sakitan hingga meninggal dunia, sesuai dengan janjinya Zainuddin pun dikuburkan di samping makam Hayati.

Pesan moral yang ada di dalam novel ini bisa dijadikan pembelajaran hidup bagi para pembaca, karena situasi di dalam novel masih relevan dengan zaman sekarang, antara lain :

  • Jangan gegabah dan selalu sabar dalam menghadapi masalah kehidupan.
  • Jangan mudah putus asa.
  • Jangan menyimpan dendam.
  • Selalu mengingat Tuhan dalam keadaan apapun.
  • Harus saling menghargai dan menghormati.
  • Serta harus saling tolong menolong terhadap sesama.
Baca Juga  Wayang Beber Tawangalun Pacitan: Jejak Sejarah yang Menyapa Generasi Baru

Penulis: Puput Anita Sari

Publisher: Prabangkaranews Media Group