Prof Andrik Purwasito Inisiator “Wong Kampoeng Contemporary”

Prof Andrik Purwasito  Inisiator  “Wong Kampoeng Contemporary”
SHARE
PRABANGKARANEWS.COM || SURAKARTA – Prof Andrik Purwasito menjelaskan, gagasan kitchen painting bermula dari “Work From Home” pandemi Covid-19,  orang dipaksa untuk bekerja dari rumah dan berada dalam rumah.  Selain itu juga harus  melakukan social distancing termasuk tidak dibenarkan untuk pergi ke ruang-ruang publik, seperti ke Mall, pasar dan pertokoan. Salah satu jalur yang dapat di tempuh adalah dengan menggunakan sistem on-line.  Kondisi real di lapangan,  tidak semua dengan mudah dikerjakan secara on-line, karena orang harus memiliki infrastruktur dan peralatan lain untuk operasional, seperti jaringan internet, gadged maupun komputer.
“Dari berbagai keterbatasan tersebut, lalu muncullah ide-ide kreatif, antara lain menemukan peralatan yang tidak biasa untuk yaitu menggunakan peralatan dapur, untuk dijadikan alat sebagai pengganti peralatan yang biasa digunakan untuk melukis. Apa yang dihasilkan dari “kitchen painting” dan membedakan dari painting lainnya adalah terletak pada tekstur yang dihasilkan,”jelas Prof Andrik.
Ratusan bahkan ribuan teknik melukis telah dilakukan oleh banyak seniman di seluruh jagad dengan hasil yang juga sangat bervariatif. Setiap seniman ingin menampilkan citra dirinya melalui karya-karyanyanya. Prof Andrik yang telah melakan pameran di berbagai tempat sebagai berikut;
  1. Pameran Seni Rupa, Tears Inside dilakukan di Balai Soedjatmoko, Solo, Indonesia (April 2009) dapat dilihat pada https://www.youtube.com/watch?v=ej8wzdPDq1w).
  2. Berpartisipasi dalam Simposium Musim Panas Seni dan Penciptaan, Diorganisir oleh Art Colony di Gyergyószárhegy (Romania), kegiatan bisa dilihat di https://www.youtube.com/watch?v=TzHkwdXHcdA.
  3. Pameran bersama dengan seniman dari 40 negara di Kamp Seni Lazarea, Rumania (Agustus 2009).
  4. Lukisan beliau juga dipamerkan pada ASEAN DAY yang diadakan di Bucharest 6 Agustus 2009.
  5. Pameran seni rupa lainnya yang diadakan di berbagai kota seperti di Taman Budaya Jawa Tengah, Dewan Kesenian Surakarta
Baca Juga  Apresiasi Pjs. Bupati Pacitan Budi Sarwoto kepada Prajurit TNI pada HUT Ke-79
Lebih lanjut Prof Andrik menjelaskan bahwa, “kitchen painting diharapkan dapat mengurangi ketergantungan seniman terhadap penggunaan peralatan tradisional, karena dengan peralatan yang ada di dapur (bekas sekalipun) dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah karya kreatif.”
Sedangkan “Wong Kampoeng Contemporary” lahir di tahun 2000 an dan mencapai puncaknya, melakukan pameran tunggal di Gramedia Solo dengan tajuk.
Prof Andrik Purwasito mengatakan bahwa, ” kelahiran gallery Alit  ini dibangkitkan oleh pandemi global covid-19.  Sebagai seorang seniman, kondisi sekarang ini  ketika pertunjukkan wayang kulit dipaksakan juga melalui on-line.  Sebagai seorang dalang, pertunjukan on-line merupakan hal yang sangat baru, selain bertentangan dengan konsep seni pertunjukan wayang, yang melibatkan berbagai elemen, terutama dengan penontonnya, yang secara langsung merupakan bagian integral dari pertunjukan wayang.”
“Pertunjukan wayang kulit adalah bentuk ritual education yang membutuhkan kedekatan dengan publiknya. Karakter pertunjukan on-line mengurangi unsur ritualitas dan sakralitas serta lebih mementingkan unsur hiburan. Pada hal pertunjukkan wayang kulit tidak saja bersifat menghibur tetapi juga aspek edukasi, ” terang Prrof Andrik.

Pada Kamis (13/08/2020) mulai jam 19.30 WIB Prof Andrik dalam acara soft opening ceremony “Wong Kampoeng Contemporary” dengan tema  “Kitchen Painting” mendemontrasikan keahliannya dalam dunia seni lukis.  Jari-jarinya begitu cekatan untuk memainkan kuas dalam kanvas.  Tak heran Prof.  Andrik merupakan lulusan Sekolah Tinggi Seni Rupa ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia, Yogyakarta lulus tahun 1980.

Baca Juga  Bupati Pacitan Kunjungi Korban Tanah Longsor di Sumberejo, Sudimoro

Prof Andrik sebagai seorang seniman ttidak berhenti begitu saja,  kuliah di jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta (1976-1981), beliau melanjutkan studi S2 dan S3 di Ecole des Hautes Etues en Science Sociales, Paris, Prancis (1989-1992) dalam bidang Sejarah dan Peradaban.

“Sekarang, seni rupa katakanlah pameran, dapat dilakukan dengan cara on line (daring) ataupun off-line (luring) karena tidak terikat oleh waktu. Kami dapat bekerja kapan saja secara sendiri atau dengan beberapa kolega, yang proses dan hasilnya dapat disebarkan melalui daring dan media sosial lainnya seperti facebook, instagram dan youtube, ” jawabnya dengan senyuman khasnya.
“Melukis dengan peralatan makan juga sering dilakukan para seniman terdahulu, misalnya dengan sendok garpu. Namun, sepengetahuan kami belum pernah ada yang menyebutkan penggunaan peralatan dapur seperti yang tengah kami lakukan, sebagai kitchen painting. Kegiatan di Wong Kampoeng Gallery tidak hanya seni rupa, tetapi juga seni lainnya, seperti sastra, tari dan bidang akademik, terutama Cultural Studies, ” jelas Prof Andrik.
Sukses selalu dengan dibukanya “Wong Kampoeng Gallery” semoga bisa bermanfaat dalam menjaga Ke Indonesiaan.

 

Baca Juga  PLH Bupati Pacitan, Heru Wiwoho: Tinjau Lokasi Terdampak Cuaca Ekstrim