Awalnya Iseng, Akhirnya Jualan Cilok Rumahan Bisa Hasilkan Cuan
PRABANGKARANEWS.COM || PACITAN– Muryatin seorang penjual cilok yang beralamat di RT 25, RW 007, Dusun Salam, Desa Wonosidi, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jatim menjual cilok sekaligus menjual aneka minuman sachet kemasan. Usaha ini sekitar 2,5 tahun. Awalnya hanya iseng menjual Cilok di rumah dengan tempat setrategis sekitaran SD, TK, dan PAUD.
Dalam usahannya dibantu oleh anak semata wayangnya dan juga oleh suaminnya. Target pemasaran dari cilok-cilok ini adalah murid-murid SD, TK, dan PAUD sekitaran rumahnya, juga banyak para orang dewasa khususnya ibu-ibu yang mengantarkan anaknya sekolah juga turut serta dalam membeli cilok Bu Muryatin tersebut.
Dalam sehari Muryatin, menjelaskan menggiling daging hingga 3-4 Kg daging ayam+ daging sapi.
Beberapa pilihan olahan cilok seperti cilok kuah, cilok goreng, dan cilok dengan saus kacang. Namun sepertinya orang-orang lebih dominan suka dengan cilok kuahnya. Dalam penjualan cilok tersebut Bu Muryatin tidak mematok harga minimal untuk pembelian ciloknya, karena ia beranggapan jika mematok harga minimum penjualan itu akan memberatnya para pembelinnya yang dominannya adalah siswa-siswi SD,TK dan PAUD yang jika di perkirakan uang saku merekan hanya sekitaran 5,000– 10.000 ribu rupiah saja.
Sealain menjual cilok, bu muryatin juga menjajakan aneka minuman kemasan seperti pop ice, jasjus, dan marimas. Harga yang di tawarkan juga beragam mulai dari minuman pop ice yang di bandrol dengan harga 3.000 rupiah per cup dan seribu rupiah untuk minuman jasjus dan marimas.
Dalam satu hari omzet yang di dapatkan bu muryatin dalam menjual cilok dan aneka minumannya adalah sekitar 100.000-150.000 ribu perhari. Itu adalah hasil yang sangat lumayan. Bayangkan saja jika di total dalam satu minggu maka 100.000 ribu di kalikan dalam 6 hari maka beliau dapat mendapatkan uang sebanyak 600.000 dalam 6 hari dan jika dalam satu bulan maka beliau akan mendapat omzet sekitar kurang lebih 2. 600,000 ribu rupiah. Itu adalah hasil yamg sangat WOW untuk hanya bisnis yang awalnya hanya coba-coba.
Sayangnya dalam bisnis percilokan ini bu Muryatin belum bisa membuka usaha cilok dalam sekala besar dan belum bisa menerima pesanan dalam jumlah yang banyak, beliau berkata bahwa keterbatasan tenaga adalah hal yang paling utama dan paling mendasar dalam bisnisnya jika dia membuat atau menerima dalam jumlah yang banyak .
“Untuk saat ini kami belum bisa menerima pesanan dalam jumlah yang besar, kami masih keterbatasan tenaga dan kami masih membuat cilok dengan cara manual, ” ujar bu Muryatin Senin (30/10/2022).
Untuk kedepannya jika usaha cilok bu muryatin terus berkembang beliau juga berencana akan membuka usaha ciloknya dalam jumlah atau skala yang besar, beliau berencana akan membeli alat khususs penggiling daging dan juga akan memebeli alat pembuat cilok atau baksonya. Selain akan membuat depot khusus cilok, serta usaha bakso di suatu tempat yang lebih strategis seperti di pasar. (EviDwiUtami-PBSI-STKIP)