Membumikan Multikultural di Lembaga Sekolah

Membumikan  Multikultural di Lembaga Sekolah
SHARE

Oleh: Agoes Hendriyanto

Pemuda seluruh Indonesia mengikrarkan Sumpah Pemuda  28 Oktober 1928. Selanjutnya menjadi dasar dalam menjaga semangat  keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan.   Lambang  Negara Indonesia Burung Garuda,  dengan  semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Semboyan yang dianggap khas melambangkan sisi multikultural yang ada di Indonesia adalah “Bhineka Tunggal Ika”. Semboyan ini dapat diimplementasikan melalui pendidikan  multikultural yang masif diajarkan dan dipraktikkan dalam  lembaga pendidikan.

Oleh sebab itu peran  lembaga pendidikan, dengan selalu menanamkan karakter dalam pembelajaran di sekolah.   Penanaman nilai karakter siswa sengan saling menghargai dan menghormati perbedaan budaya, agama, suku, maupun keyakinan orang lain, dalam setiap interaksi di lembaga sekolah.  Khususnya sekolah-sekolah yang masyarakat sekolah terdiri dari bebagai suku bangsa, agama, ras, kepercayaan. Walaupun demikian sekolah yang siswanya homogen juga harus diberikan materi multikultarisme dalam meningkatkan kesatuan dan persatuan Bangsa.

Setiap individu masyarakat memegang kewajiban yang sama untuk bisa membuat Indonesia lebih baik dari masa lampau. Penerapan yang ada dimulai dari bidang pendidikan diharapkan mampu membuat masyarakat Indonesia memiliki kesadaran persatuan menuju masyarakat madani. Segala permasalahan yang terjadi dalam berbagai bidang bisa diselesaikan melalui komunikasi yang baik serta peningkatan kesadaran akan persatuan Indonesia yang kuat.

Baca Juga  Momen HUT SOKSI Ke 62, Pesan Ali Wongso Sinaga: Sejarah Mencatat Keberadaannya Tak Terpisahkan Peran Besar TNI AD

Gambaran tentang Indonesia di masa sekarang, dikarenakan adanya globalisasi maka menjadi tantangan bagi masyarakat. Masyarakat harus menyaring segala informasi yang masuk agar tidak terjadi hal yang buruk. Indonesia masih memiliki permasalahan yang terjadi pada berbagai bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi. Pemerintah telah berusaha membuat berbagai kebijakan demi mensejahterakan rakyat namun kenyataan yang terjadi masih adanya kemiskinan di Indonesia sehingga sulit untuk mencapai tujuan Undang- undang Dasar 1945.

Bidang pendidikan dijadikan sebagai usaha untuk mewujudkan Indonesia kepada kesejahteraan menuju masyarakat madani melalui pendekatan multikultural. Bidang pendidikan jadi sarana dalam menyebarkan wawasan tentang multikultural di mana perlu adanya sikap menghargai perbedaan dan hindari pandangan fanatik dengan golongan tertentu. Hal inilah yang terus diajarkan kepada siswa maupun mahasiswa/mahasiswi dalam setiap pembelajaran mata kuliah.  Keberagaman menjadi inspirasi dalam menyongsong Indonesia dalam kemajuan dalam keberagaman.

Baca Juga  Sebelum Matahari 2021 Terbit, Pesawat N219 Nurtanio Mendapatkan Sertifikasi Tipe dari DKUPPU

Penerapan dari pendekatan multikultural yang dapat membawa Indonesia menuju masyarakat madani adalah dengan memperkuat jati diri negara serta meninggalkan karakteristik etnosentris. Karakteristik etnosentris merupakan karakter dimana seseorang memberi penilaian terhadap kebudayaan lain dengan dasar kebudayaannya sendiri. Semangat persatuan harus selalu dikibarkan. Semua lapisan masyarakat memiliki peran yang sama untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara yang sejahtera. Kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia tentu harus menjunjung toleransi serta menghargai perbedaan yang ada demi persatuan Indonesia.

Sebagai salah satu negara multikultural, Indonesia bisa menjadi contoh negara yang memiliki keberagaman. Keberagaman yang ada pada negara Indonesia dinilai sangat erat. Sehingga hal ini pula yang membuat Indonesia dikatakan sebagai negara multikultural. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki potensi baik dari sumber daya alam maupun potensi ragam kebudayaan. Kehidupan bermasyarakat di Indonesia memiliki beragam perbedaan, hal ini berpotensi untuk negara menjadi semakin kuat layaknya masyarakat madani atau sebaliknya.

Baca Juga  Melangkah Bersama: Edukasi, Regulasi, dan Kesadaran Sosial dalam Menanggulangi Kekerasan Seksual

Globalisasi merupakan zaman dimana setiap bangsa saling tampil ke masyarakat secara universal. Globalisasi tentu menjadi peluang untuk setiap bangsa menampilkan segala prestasinya. Prestasi tersebut apabila memiliki daya tarik yang kuat akan dijadikan kiblat bagi bangsa lainnya agar dapat melakukan hal yang lebih baik dari waktu ke waktu. Adanya dampak positif selalu diiringi oleh dampak negatif. Pada era globalisasi, bisa menjadikan sebuah bangsa atau negara kehilangan identitasnya sehingga jati diri dari bangsa tersebut perlahan hilang dan memberi efek hancurnya sebuah negara. (*)