Jagong 1-14 Wayang Beber Karangtalun, Pacitan
PRABANGKARANEWS || Jagong 1: Dewi Sekartaji adalah putri Prabu Brawijaya dan memiliki seorang kekasih bernama Panji Joko Kembang Kuning, yang merupakan putra Ki Demang Kuning. Namun, seorang tokoh bernama Raden Klana dari luar kerajaan, yang kaya dan berkuasa, berencana untuk melamar Dewi Sekartaji menjadi permaisurinya.
Prabu Brawijaya mengadakan pertemuan dengan para pejabat dan menyatakan bahwa siapa pun yang bisa menemukan Dewi Sekartaji, baik pria atau wanita, akan diberikan gelar menantu atau saudara kandung Dewi Sekartaji. Saat itulah, seorang pemuda bernama Panji Joko Kembang Kuning beserta dua sahabatnya, Nalandermo dan Tawang Alun, muncul. Mereka disusul oleh kedatangan Kebo Lorodan, patih dari Kerajaan Klana, yang ingin melamar Dewi Sekartaji untuk raja Klana. Namun, karena Dewi Sekartaji telah menghilang dari istana, lamaran Kebo Lorodan ditunda hingga Dewi Sekartaji ditemukan.
Jagong 2:
Selama pencarian Dewi Sekartaji, Panji Joko Kembang Kuning dan rombongan bertemu dengan tiga kesatria yang ingin bergabung dengan mereka. Namun, karena mereka sedang menyamar dan memiliki tugas penting, Joko Kembang Kuning menghindari pertemuan tersebut dan melanjutkan perjalanan.
Jagong 3:
Dewi Sekartaji tiba di rumah Tumengung Cona Coni di Paluombo, yang masih berada dalam wilayah Kerajaan Kediri. Dia bersembunyi di sana karena tidak ingin dijodohkan dengan Raden Klana Swandana.
Jagong 4:
Untuk mencari Dewi Sekartaji, Panji Joko Kembang Kuning dan rombongan mereka menyamar sebagai pengamen. Mereka memainkan alat musik dan bernyanyi, sementara Dewi Sekartaji yang menonton pertunjukan tersebut mengenali Panji. Mereka saling mengenali, tetapi tetap merahasiakan identitas mereka agar tidak diketahui oleh orang lain.
Jagong 5:
Panji Joko Kembang Kuning melaporkan bahwa mereka telah menemukan Dewi Sekartaji kepada Ki Demang Kuning. Sementara itu, Nalandermo dikirim ke istana Kaputren di Kediri untuk menyerahkan seserahan berupa kotak emas kepada Retnamindaka, adik Raja Kediri. Tawang Alun juga diutus untuk menghadap raja Kediri dan menyampaikan bahwa Dewi Sekartaji telah ditemukan oleh Panji Joko Kembang Kuning.
Jagong 6:
Raja Klana berkemah di Alun-Alun Kediri dan mengirim Retno Tengarong, adiknya, untuk menyampaikan mahar perkawinan kepada Dewi Sekartaji melalui Retna Mindaka di pangreburan. Retno Tengarong menantang untuk adu tanding.
Jagong 7:
Retno Mindoko menerima tantangan dan keduanya bertarung menggunakan peralatan dapur, alat tenun, dan wajan sebagai tameng.
Jagong 8:
Tawang Alun melaporkan kepada raja Kediri bahwa Dewi Sekartaji telah ditemukan. Kedatangan Tawang Alun disambut oleh Patih Arya Deksa Negara. Kebo Lorodan mengetahui bahwa Dewi Sekartaji telah ditemukan dan melaporkan hal ini kepada raja Klana sambil merencanakan cara untuk mendapatkan Dewi Sekartaji.
Jagong 9:
Tawang Alun diantar oleh Patih Tandha Perwira Mantri Arya Deksa Negara untuk melaporkan bahwa Dewi Sekartaji telah ditemukan oleh Panji Jaka Kembang Kuning. Raja Klana Swandana sudah lebih dulu melaporkan hal yang sama kepada raja Kediri. Raja Kediri memutuskan untuk mengadakan perang tanding antara Raja Klana dan Panji Jaka Kembang Kuning untuk menyelesaikan masalah ini.
Jagong 10 dan 11:
Raja Klana memanggil Kebo Lorodan untuk menghadapi Tawang Alun dan Panji Jaka Kembang Kuning. Nalanderma dan Ki Demang Kuning merasa lega karena telah kembali dari Kediri dan memberikan laporan bahwa seserahan sudah diserahkan kepada Retna Mindaka. Panji Jaka Kembang Kuning sangat senang dan siap untuk mengikuti perang tanding yang akan memutuskan nasib Dewi Sekartaji.
Jagong 12:
Terjadi perang tanding antara Kebo Lorodan dan Tawang Alun yang berakhir dengan kemenangan Kebo Lorodan. Tawang Alun mengalami luka berat dan harus dirawat. Raja Klana menantang siapa yang akan menghadapi pertandingan berikutnya.
Jagong 13:
Panji Jaka Kembang Kuning turun ke gelanggang pertandingan untuk menghadapi Kebo Lorodan. Sementara itu, Tawang Alun dibawa oleh Nalanderma ke tempat perawatan. Ki Tumengung Cona Coni dan para wanita terkejut melihat Tawang Alun yang terluka, dan mereka merawatnya dengan baik.
Jagong 14:
Panji Joko Kembang Kuning bertanding melawan Kebo Lorodan dihadiri oleh Dewi Kilisuci, Prabu Brawijaya, patihnya, Raja Klana Swandana, dan pengikutnya. Keduanya didukung oleh dewa perlindungannya masing-masing. Akhirnya, Panji Jaka Kembang Kuning berhasil membunuh Kebo Lorodan. Raja Klana marah dan menyatakan perang tanding dengan Kerajaan Kediri untuk tetap memiliki Dewi Sekartaji.