Bupati Sugiri Sancoko Turun ke Jalan Merespons Problem Sampah di Ponorogo dengan Konsep 3R

PRABANGKARANEWS || PROBLEM sampah akan teratasi jika setiap individu sadar dalam pengelolaannya. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo gencar menggugah kesadaran cinta lingkungan hidup itu. Menggandeng Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII) Sampahku Tanggung Jawabku (Samtaku), tata kelola limbah rumah tangga, pasar tradisional, serta perkantoran menganut konsep reuse, reduce, dan recycle (3R).
Gerakan Samtaku berlangsung di Jalan Suromenggolo Ponorogo bersamaan gelaran car free day (CFD), Minggu 5/5/2024). Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko ikut turun ke jalan tatkala para relawan siap menukar sampah dengan barang atau tanaman. “Sampah di mana pun sudah menjadi problem, ” katanya.
Bahkan, Kang Bupati –sapaan Bupati Sugiri Sancoko– menyebut persoalan sampah kerap dipolitisasi dengan di-framing sedemikian rupa untuk menyalahkan pemerintah. Padahal, mengatasi problem sampah berpulang ke pribadi masing-masing. “Memilah dan mengurangi jumlah sampah, serta memanfaatkan kembali sampah yang dapat didaur ulang, ” pintanya.
Kang Bupati berhitung konsep 3R bakal mampu mereduksi 70 persen tonase sampah yang masuk tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah organik diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah nonorganik sedapat mungkin didaur ulang. “Kalau bijak menyikapi sampah, maka akan tiba suatu masa kabupaten yang kita cintai ini bebas dari sampah dengan semua problemnya, ” terang Kang Bupati.
Sementara itu, Koordinator YPCII Samtaku Taufiq Alvi mengatakan, pihaknya bersama pemerintah bakal tak henti mengedukasi bahwa sampah adalah tanggung jawab bersama. Gerakan Samtaku sengaja menyasar seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), warga sekolah, dan lingkungan pondok pesantren. Pun, pengelolaan sampah dimulai dari hulu di tingkat rukun tetangga (RT). “Kami ajak setiap rumah tangga untuk memilah karena masih ada sampah yang memiliki nilai ekonomis, seperti kertas dan plastik, ” ujarnya.
Sedangkan sampah organik seyogianya diolah menjadi kompos. Taufik menyarankan masyarakat memanfaatkan sisa makanan untuk pakan ternak. “Sampah sebenarnya juga memiliki nilai ekonomi. Pilah sampah sebelum membuangnya, ” ungkap Taufik. (Kominfo/wn)