Desa Bandungan, Potensi Wisata Religi dan Harmoni Kebudayaan di Kabupaten Madiun

PRABANGKARANEWS || MADIUN – Desa Bandungan, terletak di Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, dikenal memiliki potensi wisata religi yang signifikan berkat adanya makam kuno Syekh Hasan Irsyad, pendiri desa dan tokoh penyebar Islam pertama di lokasi tersebut. Makam yang sering dikunjungi peziarah dari berbagai daerah setiap malam Jumat Pahing ini terletak di Dusun Kedungrejo, di atas sebuah bukit.
Kepala Desa Bandungan, Hudi Utomo, mengungkapkan bahwa desa ini tidak hanya kaya akan sejarah religi, tetapi juga memiliki potensi dalam pertanian, seperti budidaya bawang merah, dan wisata alam seperti bumi perkemahan. Untuk mendukung wisata religi, pemerintah desa telah membangun fasilitas seperti cungkup, penerangan, dan jalan paving dari dana desa, dengan rencana pembangunan tambahan berupa pagar keliling makam dan mushola.
“Pihak pemdes punya wacana kedepannya mengembangkan potensi Wisata religi yaitu makam Syeh Hasan Irsyad. Di mana nantinya wisata religi tersebut dapat memberikan pengalaman spiritual bagi pengunjungnya ,” terang Kades Bandungan, Senin( 29/04/2024).
Desa Bandungan juga menonjol dalam nilai-nilai kebudayaan dan toleransi antaragama, dengan Islam dan Katolik yang hidup berdampingan secara harmonis. Ini tercermin dalam kegiatan bersama seperti gotong royong dan perayaan hari raya yang melibatkan kedua agama. Sekdes Budi Purwanto menambahkan bahwa desa ini juga terkenal dengan tradisi nyadran, dimana masyarakat dari tiga dusun bersih-bersih makam dan melibatkan semua warga, termasuk mereka yang beragama Katolik.
Letak Desa Bandungan itu berada di Kecamatan Saradan yang terletak di ujung timur Kabupaten Madiun yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Nganjuk dimana berbatasan sebelah Utara adalah hutan, sebelah timur Desa Ngudikan & Desa Sukoharjo Kab Nganjuk, sebelah Selatan Desa Mancon, Kab Nganjuk dan sebelah barat Hutan yang mempunyai luas wilayah 32.662,442 HA.
Sekdes Budi Purwanto menambahkan budaya toleransi yang ada di Desa Bandungan ini bisa menjadi potensi aset wisata religi itu sendiri.Seperti halnya budaya nyadran yang ada di desa ini yang di gelar dalam dua kali dalam setahun .Untuk Bersih desanya dipusatkan di makam syech Hasan Irsyad yang biasa digelar pada bulan Besar sebelum bulan suro (Muharam) yang diikuti seluruh masyarakat desa dari tiga dusun yaitu Jenangan, Kedungrejo,dan Pule .
Lebih lanjut lagi Sekdes Budi menyampaikan bahwa dalam rangkaian bersih desa itu uniknya lagi masyarakat yang beragama katolik juga ikut nyadran yang diawali dengan ibadah doa di pendopo desa satu hari sebelum acara utama di makam syech Hasan Irsyad .Selain itu untuk bulan suro pemdes Bandungan juga melakukan adat upacara penyembelihan kambing kendit sebagai penghormatan istiadat nenek moyang sebagai istiadat nenek moyang terdahulu.
Lebih jauh, Desa Bandungan memiliki budaya seperti ‘Royoan Uyah’, tradisi merebut garam yang telah didoakan di pondok pesantren Al-Islam Semanding, yang menunjukkan nilai-nilai kebudayaan yang kuat dan terpelihara dengan baik dalam masyarakat.
Dengan semua potensi ini, Desa Bandungan menjadi contoh bagi pembangunan desa lain di Kabupaten Madiun dengan moto “GEMILANG”, yang mengajak masyarakat untuk bekerja keras, hemat, dan mematuhi adat serta peraturan pemerintah. Desa ini berada di posisi strategis, berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk, dikelilingi oleh hutan dan desa-desa lain, menawarkan kesempatan unik untuk mengembangkan pariwisata berbasis budaya dan religi.