Sutarno: Ketekunan dan Dedikasi Seorang Petani dari Pacitan
PRABANGKARANEWS || Indonesia, yang terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis dan tanah yang subur, merupakan negara yang sangat mendukung sektor pertanian. Pacitan, salah satu wilayah pedesaan di Indonesia, memiliki banyak lahan yang digunakan untuk sawah dan perkebunan. Pertanian di Indonesia bukan hanya soal tanah dan iklim, tetapi juga keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para petani.
Pak Sutarno, seorang petani dari Pacitan, adalah contoh nyata dari ketekunan dan dedikasi dalam dunia pertanian. Berusia 53 tahun, Pak Sutarno telah menggeluti profesi sebagai petani sejak muda, mengikuti jejak ayahnya. Ia mengelola sawah milik daerah yang diperoleh melalui sistem undian tahunan. Pak Sutarno dan istrinya bekerja keras menggarap sawah tersebut, dibantu oleh pekerja tambahan saat musim panen tiba.
Selain bertani, Pak Sutarno juga memiliki ternak sapi, menjual pisang, dan membuat arang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dalam menghadapi tantangan seperti serangan hama dan keterbatasan akses terhadap pupuk bersubsidi, Pak Sutarno selalu menemukan cara untuk mengatasinya. Ia memahami pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berusaha menerapkan pengetahuan ini dalam pekerjaannya.
Pak Sutarno sangat telaten dalam merawat tanamannya, terutama saat menghadapi hama dan burung yang sering merusak padinya. Meskipun hasil panennya kadang terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal, ia tidak pernah menyerah. Dengan penghasilan yang diperoleh, Pak Sutarno bertekad untuk memberikan pendidikan terbaik bagi ketiga anaknya, termasuk yang sedang menempuh pendidikan tinggi.
Pak Sutarno juga menunjukkan kemandirian dan kreativitas dalam mencari sumber penghasilan tambahan. Ia menjual pisang yang ditanamnya dan membuat arang dari kayu untuk dijual di pasar. Anak-anaknya pun turut membantu pekerjaan ini, menunjukkan solidaritas dan semangat keluarga yang kuat.
Kisah Pak Sutarno adalah inspirasi bagi banyak orang. Meskipun menghadapi banyak rintangan, ia terus berjuang untuk menghidupi keluarganya dan memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya. Ketekunan, pengetahuan, dan kreativitasnya dalam mengelola sumber daya alam menunjukkan bahwa dengan usaha dan kegigihan, segala tantangan dapat diatasi.
Penulis: Siska Juliani- PBSI STKIP PGRI Pacitan