Mengungkap Jejak Sejarah: Visualisasi Wajah Adipati Setro Ketipo Abad 17 dalam Peringatan HUT Pacitan 2025

Mengungkap Jejak Sejarah: Visualisasi Wajah Adipati Setro Ketipo Abad 17 dalam Peringatan HUT Pacitan 2025
SHARE

PACITAN (PRABANGKARANEWS) –  Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Pacitan tahun 2025, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pacitan, A. Taufan, menghadirkan visualisasi lukisan wajah Adipati Setro Ketipo dari abad ke-17. Lukisan ini terinspirasi dari pengalaman ziarah A. Taufan ke makam sang Adipati pada tahun 1999. Untuk mewujudkan gambaran historis ini, ia menggandeng pelukis berbakat dari Dewan Kesenian Pacitan, dengan dukungan dan izin dari Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayu Aji. Karya ini kini menjadi bagian dari dokumen arsip negara, menambah kekayaan sejarah Pacitan.

Adipati Setro Ketipo lahir di wilayah Loano, Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Semasa muda, ia merantau dan mengabdi kepada Pangeran Mangkubumi (kelak Sri Sultan Hamengkubuwono I), Raja Yogyakarta. Kiprah keprajuritannya mencapai puncaknya ketika ia terlibat dalam perang yang menyebabkan Kerajaan Mataram Islam terpecah menjadi dua. Setro Ketipo setia mendukung Pangeran Mangkubumi dalam perjuangannya melawan penjajahan Belanda.

Baca Juga  Keterampilan Membaca, Agoes Hendriyanto

Pada abad ke-17, ketika Pangeran Mangkubumi mengalami kekalahan dan harus melarikan diri ke hutan belantara di selatan Jawa—tepatnya di wilayah Craken, Desa Sumberharjo, Pacitan—kondisi pasukannya sangat terpuruk akibat luka dan kelaparan. Dengan penuh inisiatif, Setro Ketipo mencari sumber makanan di dalam hutan dan menemukan buah pace (mengkudu). Ia lalu mengolahnya menjadi rujak yang dicampur dengan air dari Belik Kuning, mata air sakral peninggalan Kiai Ageng Giring. Setelah meminum rucuh pace tersebut, tubuhnya kembali segar dan kuat. Ia kemudian membagikannya kepada pasukan lain, hingga mereka semua kembali bugar dan siap bertempur.

Atas peristiwa ini, Pangeran Mangkubumi mengucapkan sumpah bahwa jika kelak ia menjadi raja, wilayah tempat kejadian tersebut akan dinamai Pacitan, sebagai pengingat kejadian bersejarah itu. Selain itu, ia berjanji akan mengangkat Setro Ketipo sebagai Adipati Pacitan. Janji tersebut akhirnya ditepati setelah Pangeran Mangkubumi dinobatkan sebagai Sultan Hamengkubuwono I di Yogyakarta. Setro Ketipo pun diangkat menjadi Adipati Pacitan, didampingi oleh Patih Lengkur (Notopuro) yang dikenal sakti.

Baca Juga  Kodim 0913 / PPU Mengelar Komsos Bersama Keluarga Besar TNI

Peristiwa ini menjadi bagian dari sejarah besar Pacitan dan kini kembali dihidupkan melalui visualisasi wajah Adipati Setro Ketipo, sebagai bentuk apresiasi terhadap perjuangan leluhur dan jejak panjang sejarah daerah ini.

Penulis: Amat Taufan