Saran Jerry Massie: Perlu Lobi Strategis dan Perbaikan Kebijakan untuk Turunkan Tarif Perdagangan dengan AS

JAKARTA (PRABANGKARANEWS) – Jerry Massie, PhD, seorang pakar kebijakan publik Amerika Serikat sekaligus Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), menyampaikan keprihatinannya atas lemahnya kemampuan negosiasi tim ekonomi Indonesia dalam hubungan dagang dengan Amerika Serikat, disampaikannya kepada Jurnalis Prabangkaranews Minggu (20/4/25).
Menurutnya, tarif bea masuk untuk produk Indonesia yang awalnya sebesar 32 persen justru melonjak menjadi 47 persen usai pertemuan dengan perwakilan dagang AS. Akibatnya, tarif Indonesia menjadi yang tertinggi di kawasan ASEAN.
Massie menjelaskan bahwa tingginya tarif ini tidak semata-mata disebabkan oleh pasar gelap dan barang ilegal, tetapi juga karena banyaknya produk palsu yang beredar di Indonesia. Ia menyebut Pasar Mangga Dua sebagai salah satu perhatian utama pemerintah AS karena menjual berbagai produk tiruan.
Amerika Serikat, lanjut Massie, sangat tegas terhadap keberadaan barang palsu, mulai dari telepon seluler, perangkat lunak, sistem operasi, tas, sepatu, komputer, hingga obat-obatan. Oleh karena itu, ia menilai perlu adanya tindakan nyata dari pemerintah Indonesia untuk menghancurkan barang ilegal dan memperketat pengawasan terhadap penyelundupan.
Massie juga menyarankan agar sistem pembayaran di Indonesia, seperti QRIS dan GPM, mulai menyesuaikan dengan sistem internasional seperti kartu kredit, VISA, atau sistem debit yang lebih umum digunakan di Amerika.
Untuk memperbaiki posisi Indonesia dalam perdagangan dengan AS, ia mendorong keterlibatan pakar ekonomi yang memiliki pengalaman tinggal dan bekerja di Amerika atau memiliki jejaring dengan Gedung Putih. Selain itu, ia menekankan bahwa peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) perlu menjadi perhatian serius karena menjadi salah satu faktor penilaian Amerika dalam menjalin kemitraan dagang dengan Indonesia.