Cerita 15 Wayang Beber Tawang Alun “Kisah Gondoreko: Menggalang Kekuatan untuk Kediri”

Cerita 15 Wayang Beber Tawang Alun “Kisah Gondoreko: Menggalang Kekuatan untuk Kediri”
SHARE

WAYANG BEBER (PRABANGKARANEWS) – Setelah denting senjata mereda dan debu pertempuran mulai mengendap, suasana di medan perang berubah menjadi keheningan yang sarat dengan kewaspadaan. Para prajurit Kediri, meskipun berjaga dengan teguh, tidak bisa menghilangkan rasa tegang yang masih menggelayuti hati mereka. Kemenangan Jaka Kembang Kuning atas Kebo Lorodan menjadi sorotan, namun Raja Kediri, dengan kebijaksanaannya, menyadari bahwa kemenangan ini hanyalah awal dari serangkaian tantangan yang akan dihadapi kerajaan.

Dalam momen krusial ini, Raja Kediri memutuskan untuk mengambil langkah strategis dengan mengutus putranya, Gondoreko, dalam misi penting. Gondoreko diberi tugas untuk menuju Kademangan, sebuah wilayah yang dikenal memiliki sumber daya melimpah dan prajurit yang tangguh. Perjalanan ini bukan sekadar perjalanan diplomasi, melainkan sebuah misi untuk memastikan bahwa Kediri memiliki kekuatan yang cukup untuk mempertahankan stabilitas dan menghadapi ancaman yang mungkin muncul.

Baca Juga  Operasi Lilin 2021, Angka Kematian Akibat Kecelakaan Menurun

Perjalanan Gondoreko ke Kademangan

Gondoreko berangkat dengan semangat dan tanggung jawab besar yang terpancar dari wajahnya. Diiringi oleh beberapa prajurit kepercayaannya, ia melintasi hutan dan perbukitan menuju Kademangan. Setiap langkahnya dipenuhi dengan harapan dan doa dari para penghuni istana dan rakyat Kediri yang menggantungkan harapan pada keberhasilannya.

Di Kademangan, Gondoreko disambut dengan hangat oleh Ki Demang Kuning, pemimpin yang disegani dan dikenal bijaksana. Ki Demang Kuning memahami urgensi situasi dan pentingnya memperkuat aliansi dengan Kediri. Dalam pertemuan yang berlangsung khidmat, Gondoreko menyampaikan pesan dari Raja Kediri, memohon dukungan tambahan dalam bentuk prajurit dan sumber daya.

Kesepakatan dan Persiapan Militer

Ki Demang Kuning, dengan pemahaman mendalam akan geopolitik dan militer, menyetujui permintaan tersebut. Ia menyadari bahwa kekuatan Kediri adalah benteng pertahanan yang tidak hanya penting bagi kerajaan, tetapi juga bagi kestabilan kawasan. Dengan demikian, ia setuju untuk mengirim pasukan tambahan yang terdiri dari prajurit-prajurit terlatih, serta menyediakan suplai logistik yang dibutuhkan.

Baca Juga  WANI NGALAH DHUWUR WEKASANE

Persiapan pun dilakukan dengan segera. Para prajurit Kademangan berbaris di alun-alun, mempersiapkan diri untuk bergabung dengan pasukan Kediri. Dukungan yang diberikan oleh Ki Demang Kuning bukan hanya soal kekuatan militer, tetapi juga sebuah simbol solidaritas dan persatuan di tengah ancaman yang ada.

Harapan dan Masa Depan Kediri

Dengan kembalinya Gondoreko membawa kabar baik dan bala bantuan dari Kademangan.  Raja Kediri,  Prabu Brawijaya merasakan sebuah ketenangan  hatinya dalam menepati janjinya, kepada Jaka Kembang Kuning yang memenangkan pertarungan dalam sayembara pemenangnya akan direstui menjadi suami dari Dewi Sekartaji.

Raja Kediri menyadari meskipun tantangan masih menanti di depan, keberhasilan Gondoreko dalam misi ini menjadi tanda bahwa dengan kerja sama dan strategi yang tepat, Kediri akan mampu menghadapi segala rintangan.

Baca Juga  Presiden: Tinjau Kawasan KIT Batang, Akan Menyerap Banyak Tenaga Kerja dan Gerakkan Ekonomi Nasional

Titah dari seorang raja harus selalu ditepati baik oleh Raaja, patih, dan warga kerajaan. Walaupun banyak tantangan namun harus dilaksanakan oleh seoarang raja jika kepemimpinannya bisa membawa kesejahteraan bagi rakyatnya.

Langkah ini, yang dipandang sebagai langkah proaktif, menunjukkan kebijaksanaan Raja Kediri dalam memimpin dan melindungi kerajaan. Kediri kini berdiri dengan lebih kokoh, siap menghadapi segala tantangan yang mungkin mengganggu kedamaian dan kestabilan wilayahnya.

Dalam setiap detak waktu, harapan akan masa depan yang cerah bagi Kediri terus menyala, dipelihara oleh keberanian, kebijaksanaan, dan solidaritas para pemimpin dan rakyatnya.

Sumber Referensi:  Tri Hartanto,  Hendriyanto. (2025). Wayang Beber Tawang Alun, Donorojo, Pacitan. Nata Karya: Ponorogo