Upaya Pemkab Pacitan Membumikan WBTb Upacara Adat Ceprotan ke Masyarakat
PRABANGKARANEWS || Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan bertekad menjadikan salah satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia asal Pacitan yakni upacara adat Ceprotan lebih dikenal luas tidak hanya di lokal Pacitan namun juga tingkat nasional. Sebagai salah satu tradisi budaya, upacara adat Ceprotan tidak hanya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Desa Sekar, Kecamatan Donorojo namun juga Kabupaten Pacitan.
“Ceprotan ini sudah teruji dalam pelaksanaan dengan jumlah penonton yg luar biasa,” ungkap Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat hadir dalam upacara adat Ceprotan di Desa Sekar, Kecamatan Donorojo, Senin (13/05).
Mas Aji menilai, adat Ceprotan merupakan sebuah potensi yang bisa dikembangkan lebih. Selain ada prosesinya yang menarik, animo masyarakat untuk menyaksikan upacara adat tersebut juga semakin bertambah. Dampak positifnya perekonomian masyarakat ikut bergerak.
“Selain masyarakat sendiri yang menjaga, pemerintah daerah juga akan berusaha meningkatkan dan mengenalkan tradisi ini kepada masyarakat luas baik melalui pemerintah provinsi maupun pusat,” imbuhnya.
Berangkat dari tradisi turun temurun, upacara adat Ceprotan Desa Sekar, Kecamatan Donorojo kini berkembang semakin baik.
Tradisi Ceprotan sendiri telah menjadi agenda tahunan. Tepatnya, saat ritual bersih desa. Yakni, tiap hari Senin Kliwon, bulan Longkang dalam kalender Jawa.
Upacara adat Ceprotan menampilkan dua kelompok pemuda yang saling lempar buah kelapa muda jenis cengkir yang telah direndam selama beberapa hari. Tradisi Ceprotan sudah ada turun temurun terutama menyangkut tokoh Kaki Godhek orang pertama yang babat alas Desa Sekar